Wednesday, December 18, 2013

Orchard Road itu fotogenik kalo banyak lampu

Ceritanya Jepangnya di skip dulu ya, soalnya saya lagi nggak runtun nih. Gara-gara kemarin dapet tugas dadakan ke Singapur jadinya saya kok pengen posting yang lain dulu. Sebetulnya buat saya kerja itu jalan-jalan dan maen atau sebaliknya. Entah mengapa, di kantor pun tugas saya selalu kebagian untuk mengantar orang-orang tugas ataupun nemenin ke suatu tempat (mungkin perawakan saya yang besar jadi dianggap bisa mengangkat koper lebih dari satu hehehheheh). Jangan dibayangkan saya bisa bersenang-senanga (banget) kalo sudah pergi dengan rombongan sirkus. Biasanya akan jadi riweuh.com karena semua orang akan mengandalkan itinerary perjalanan oleh yang ditugaskan kantor. Jadi saya harus tahu semua kegiatan yang akan dilakukan, tiket, paspor, makan siang, dll. Mirip dengan agen perjalanan sih walaupun lebih deket jadi boss-sitter. Nah, contohnya aja kali ini saya kebagian tugas ke Batam, tapi sekalian nyebrang ke negara tetangga NKRI. Yah, masa kita nolak sih, nurut aja deh. Jadinya saya harus tetap terikat dengan rombongan kemanapun mereka pergi.

 photo d41f6660-c819-4418-b656-be8dd4e1370f_zps230a5761.jpg
fokus tangan untuk dapet lampu bokeh
Tapi bagus juga untuk saya nggak terlalu suka belanja (saya cuman sanggup belanja di Mustafa Centre aja), jadinya nggak terlalu banyak kepengen. Apalagi dengan harga dollar yang lagi liar dan lieur, makin surut deh isi dompet nanti. Walaupun banyak sekali sale menjelang Christmast. So, saya menikmati Orchard Road dengan cara yang berbeda saja deh. 

Berhubung tema di Bulan Desember itu Natal, jadi hampir seluruh toko mendekorasinya dengan pohon natal dan lampu yang sangat banyak. Sebetulnya saya udah niat untuk motret pas malem, tapi karena cape saya mau motret shubuh aja. Ehhhhh ternyata, lampu jalanan tampaknya mati pukul 01.00 dini hari. Walhasil saya hanya bisa memotret di sekitar Paragon Mall saja. Tapi lumayan bisa dapet percobaan bokeh-bokehan.


 photo IMG_8957_zps80fcfdb0.jpg

Untuk mendapatkan efek bokeh, kali ini saya menggunakan mode Av, yang artinya bukaan lensa sudah fix tidak bisa dirubah lagi. Lensa yang digunakan, lensa fix pancake bawaan dari Canon EOS M. Nah, tinggal ISO dan kecepatan dirubah-rubah sampai dapet bokeh yang diinginkan. Hihihih keliatan sepi ya Orchard-nya... abis saya motret pas jam 04.00 pagi sih.


 photo 7fd87028-c250-4f0f-923f-712232f4955b_zps614bb9ba.jpg

Nah, ini diambil di depan Nge Ann City. Setumpuk replika coklat Ferrero Rocher yang disusun menjadi pohon natal. Hehheheheh kebayang kalo asli, udah abis diambilin ya..


Tuesday, December 10, 2013

Anda pelit, stamina dan waktu terbuang dengan cepat di sini

Masih ingat kata-kata mutiara bahwa Jepang itu mahal, terutama untuk transportnya. Sepertinya saya termakan oleh kata-kata ajaib itu. Saya rasa saya melakukan kesalahan fatal dalam membeli tiket kereta. Sejak awal pergi, saya  memutuskan untuk tidak membeli tiket JR Pass karena harganya yang mendekati 3 juta rupiah (mendekati tiket airasia bandung-osaka hehehhehe) dan saya kurang dari seminggu melancong disini, rasanya memang kurang efektif. Tapi penasaran juga sih kayak apa kalo naek kereta cepat Shinkansen itu?

 photo 8e9a6fcb-fdcd-4f9b-965b-990dd3545aba_zpsf158c9dc.jpg

Setelah baca buku dan blog sana-sini, saya memutuskan hanya membeli JR Kansai, pertimbangannya karena untuk kereta pulang nanti dari Kyoto ke Bandara Kansai, Osaka. Trus karena 2 hari terakhir saya akan mengelilingi daerah-daerah Kansai, lumayan bisa merasakan Shinkansen walaupun hanya 15 menit. Untuk transportasi dalam kota, diputuskan untuk membeli daypass saja . Nah, disini saya terlalu perhitungan. Tokyo memiliki sistem kereta api bawah tanah yang terintegrasi. Perusahaan kereta ada beberapa, JR milik pemerintah dan 2 line milik swasta. Tiket kereta pun berbeda-beda tergantung line mana yang akan dipakai. Nah, saya pengen ngirit waktu membeli tiket, karena saya pikir sudah mencukupi area yang saya kunjungi. Tiket seharga 700 yen bisa menggunakan Toei Line seharian, padahal kalo mau nambah 300 yen lagi, bisa memakai metro line. Tau apa akibatnya karena terlalu pelit untuk bayar 300 yen???????


Saya tidak bisa mengakses banyak stasiun bawah tanah di Tokyo. Dan saya harus keluar dari suatu stasiun untuk menemukan pintu yang sesuai dengan tiket saya. Dan sialnya lagi, tidak semua stasiun memiliki pintu keluar dengan eskalator dan lift. Kebayang kan harus naik 8 tingkat tanpa bantuan eskalator. Gempor...! Belum lagi harus nyasar-nyasar karena salah menemukan pintu masuk. Waktu dan tenaga sudah banyak terbuang percuma hari ini. (gara-gara pengen ngirit 300 yen, nasib). Sampe akhirnya kita ke Tokyo Station karena disini semua kereta bermuara. Station ini merupakan tempat tersibuk di Jepang karena seluruh line dan juga Shinkansen ada disini. Sekali lagi, jangan harap bisa menemukan bangku untuk duduk beristirahat. Semua orang bergegas untuk melanjutkan perjalanannya.

 photo 605421a8-bdae-4930-b657-11a2369e64e8_zps778e7933.jpg

Musim gugur dan musim dingin memang hanya menyisakan waktu terang yang relatif lebih sedikit dibanding dengan musim lainnya. Jadi jangan heran jika jam menunjukkan waktu 5 sore tapi diluar sana kelihatan sudah melewati waktu Isya. Apalagi, awan gelap pembawa hujan kerap sekali muncul, menambah suasana temaram yang buat saya nggak nyaman untuk berjalan-jalan. Ada rasa yang berbeda saat melakukan perjalanan saat terang dan gelap. Biasanya, otak saya jadi kram dan sedikit tulalit kalo dikasih malam.

 photo 718ad497-8718-4a65-b423-c84cb3cad92b_zpsa8f33e54.jpg

Untuk mengantisipasi sore yang berasa malam, biasanya sih banyak lampu-lampu dipasang. Terutama di pohon-pohon yang meranggas karena memang waktunya mereka menggugurkan daun-daun untuk hibernasi dimusim selanjutnya. Setelah melihat-lihat daerah sekitar, kita berencana untuk mencari Shibuya dan Patung Hachiko. Saya pengen menikmati sensasi The Fast and Furious, Tokyo drift dan juga film Hachiko yang diperankan oleh Richard Gere. Nah, karena kesalahan kecil yang fatal tadi (gara-gara pengen ngirit), akhirnya kedua tempat itu tidak bisa ditemukan karena stasiun hanya terlewati bukan tempat berhenti. Apalagi pake perasaan bahwa tempat itu ada diatas kita, akhirnya, nyasar.com selama beberapa jam. Sempet nanya ke Koban (polisi) dan ditunjukkan petanya. Hasilnya.... jauh pisan dan kayaknya nggak sanggup lagi untuk berjalan ke dua tempat itu. Kita memutuskan untuk kembali ke penginapan aja.

 photo 1a84c487-e215-4a34-89bd-7e4c24bd7f51_zpsa4f6c0fd.jpg

Sebelum sampai kembali ke penginapan, tiba-tiba terlintas tulisan Stasiun Akihabara.... tuing.... entah ide darimana tiba-tiba dapet enerji untuk naik keatas buat liat Akihabara yang beken dengan barang elektronik dan jadi "Mecca" untuk para gamers. Selain itu, supaya besok kalo mo kesini udah tau rutenya hehehhehehe

Monday, December 9, 2013

Tokyo membutuhkan ketahanan fisik yang prima (selain isi dompet)

Sebelum saya memutuskan untuk menjejakkan kaki ke Jepang, nada-nada sumbang dan pesimistis sudah banyak sekali yang saya dengar. Misalnya aja kata-kata mutiara indah seperti :

1. Di Jepang itu semua Mahal.
2. Komunikasi dalam Bahasa Jepang itu susah.
3. Petunjuk/ rambu-rambu semau dalam huruf Kanji.

Pokoknya garis besarnya itu karena mahal dan susah jadi nggak usah pernah berpikiran untuk mampir ke Jepang...Ho Ho Ho Ho no way Jose! Semuanya itu salah besar...! Jepang itu tidak semahal yang dipikirkan. Orang Jepangnya sendiri hidup sangat sederhana, tidak sulit berkomunikasi karena Orang Jepang senang menolong, tidak jadi buta huruf karena ada Mbak Google translate hehehheheh. Pokoknya nggak ada yang susah di Jepang, yang ada kita hanya tidak terbiasa saja. Yang justru diperlukan untuk menjelajahi Jepang adalah ketahanan fisik yang prima hehehhehhe nggak percaya, coba deh disimak.

 photo be4b60ae-7ecc-4f44-bde3-bf26c59abb23_zps387b43e9.jpg
Selepas bermalam di atas Bus Malam Willer Osaka-Jepang menunju Stasiun Shinjuku (lumayan ngirit nginep semalam), langsung mencari hostel di daerah Kuramae. Walaupun belum bisa dapet kamar, setidaknya saya bisa menitipkan barang dan tentu saja nebeng mandi. Maklum, terakhir mandi itu dua hari yang lalu saat masih di Bandung hehehhehe. Perjalanan ke Hostel berjalan mulus-mulus saja setelah mencoba line kereta bawah tanah yang super njlimet. Apa coba rahasianya.... gampang lho, ternyata tiap weekend di setiap stasiun bawah tanah selalu ada volunteer yang membantu pelancong untuk menemukan rute dan alamatnya. Mereka sekalian "practice English" dan memang sangat membantu sekali. Bahkan sangat senang hati kalo kita banyak pertanyaan, karena semakin banyak, semakin sering dia menggunakan Bahasa Inggris. Hebat yah, kepikiran untuk terjun langsung praktek Inggris.

Nah, setelah beres dengan urusan administrasi, mandi dan sekedar brunch, perjalanan dimulai dari rute terdekat yaitu mengunjuni kuil Senso-ji di Asakusa yang jaraknya hanya 400 meter dari hostel. Tanda-tanda semakin mendekat yaitu dengan banyaknya abang tukang becak yang menawarkan jasa mengelilingi kuil selama 30 menit dengan mahar 8.000 yen. Mau nyoba, lumayan ganteng kok si Mamang Becak teh...cuman inget bayarnya mah rasanya niat dikurung kembali....

 photo 7f992ac7-74d5-413c-9c73-46bdd19a5b87_zps33b72c58.jpg

Jalan menuju Kuil Senso-Ji namanaya Nakamise dipenuhi oleh pedagang-pedagang yang menjajakan makanannya. Mulai dari Dorayaki (pas pagi datang harganya 300 Yen per 8 Buah, pas pulang agak siang jadinya 200 Yen. Turun harga hehehehheheheh), sampe ke samurai ala ninja juga ada. Yah, mirip-mirip pasar minggon di Gasibu deh yang sagala aya. Cuman banyaknya disini lebih ke makanan dan cindera mata.

 photo 683f64a8-3d61-4f62-97d7-c605c57e6c0b_zps6c5d7692.jpg

Hayo... siapa yang nggak ngiler liat gantungan kunci, gantungan handphone sampe ke dekorasi lainnya yang dipajang sepanjang jalan. Makanya jadi macet dimana-mana karena banyaknya pengunjung yang mampir dan milih-milih barang-barang yang lucu-lucu semua. 

 photo 406c2d4a-b769-4cf9-bb7b-4254d9c3c6f7_zpsb6a55a94.jpg

Mentang-mentang di kandangnya sendiri, dekorasi Hello Kitty itu sangat juara disini. Mulai dari dompet sampe ke rantang tinggal pilih model dan barang apa yang disuka.

 photo 38be7244-412a-4eb0-99b9-9816a4f45c94_zps5058dd46.jpg

Yang ini jualan kain yang biasa dipakai untuk bungkus bento, kantong kecil sampe ke kotak permen. Mangga, dipilih-dipilih....

 photo 9f0763f2-7724-4a7e-ba17-47581afdfa65_zpsb24eedc0.jpg


Saya sangat tergila-gila dengan Matcha Supa Ice Cream alias greentea soft es krim. Pasti setiap ada kedai Es Krim saya beli. Bukan cuman saya, Mbak Hani rekan seperjalanan pun kelakuan sebelas duabelas dengan saya. Sayangnya dia memutuskan untuk berhenti karena setelah beberapa kali makan matcha es krim muncul tamu tak diundang...Bisul.
Ada hal unik setiap membeli es krim di Tokyo. Si penjual akan mengajukan syarat dan ketentuan yang berlaku, yaitu makan es krimnya nggak sambil jalan-jalan dan nggak akan berceceran kemana-mana. Setelah kita setuju, baru deh transaksi pembelian bisa berjalan. 

 photo d992adbd-9edc-42fa-be3f-09f55342b81a_zpsc924cd01.jpg

Nah, kalo ini specialisasinya jualan berbagai snack dari beras. Kalo kata saya sih berbagai jenis opak, cuman bentuknya lebih kecil dan lebih pipih, mulai dari opak asin, manis asin sampai opak manis. Yang bagus dan lucu itu kemasannya yang sangat unik.

 photo 4b03660d-32bd-4bb0-a177-2575a5ad7133_zps90dbd911.jpg

Kita udah deket deh sama Kaminarimon dengan lentera raksasa yang ada di pintu kuil. Saya paling suka melihat banyaknya orang yang wara-wiri dengan berbagai gaya dan style. Berhubung sudah memasuki musim dingin, jadinya mulai banyak orang yang berpakaian tebal atau menggunakan kimono musim dingin yang hangat.


 photo ff6de6d0-f056-4e5f-b3e5-340fa3850c73_zps7e082584.jpg


 photo 666baf06-fcbb-4b7e-a1fa-356fcb573d41_zpsa705166c.jpg

Tuesday, December 3, 2013

Osaka, my first step to Japan

Dengan tekad dan pengetatan ikat pinggang kurang lebih setahun, akhirnya kaki ini menginjakkan juga negara matahari terbit alias Jepang. Sebetulnya rasa hepinya sih udah duluan pas dapet visa dan ijin dari kantor, tapi kalo pas nyampe Kansai Airport rasa hepinya ditambah pisan hehehhehehe, segala rasa capai selama perjalanan 7 jam langsung hilang seketika ketika melewati pintu imigrasi.

Cuaca di Jepang saat itu mulai memasuki musim gugur, jadi tidak panas dan tidak membeku, sekitar 19 derajat celcius, seperti udara di Pangalengan atau Lembang. Kali ini saya nggak akan posting tentang "how to" selama menjelajahi negeri Toyota ini, karena blog lain sudah sangat lengkap dan rinci untuk pengaturan itinerary dkk. Saya cuman pengen berbagi bahwa menjelajah Jepang itu sangat sangat menyenangkan, mudah dan terjangkau seperti wisata ke negara-negara lainnya.

 photo c91246b9-4f76-47c6-a17d-3aea0dd2bb6e_zpsd15e19e8.jpg

Karena mendarat di Kansai Airport, kota pertama yang kita ubek itu adalah Osaka. Untuk menikmati kota ini kita membeli Osaka Unlimited Pass, yaitu kartu subway merangkap kupon tempat wisata yang ada di kota ini. Kalo menurut hitungan sih, jauh lebih murah karena kita tidak usah mengeluarkan lagi uang untuk masuk ke daerah turis plus transport sudah termasuk. Untuk memperingan bawaan, kita menyewa loker yang "pabalatak" di seluruh station di Osaka. Karena langsung dari Bandara, bisa dipastikan hari ini kita tidak mandi karena ogah merogoh kocek untuk bayar kamar mandi hehehhehehe, nggak apa-apa deh, udah bawa tisu basah yang gambar bayi montok dan kita pake untuk mengelap sekujur tubuh supaya si burket hilang......

Perjalanan pagi ini dimulai dengan mengelilingi Osaka Castle. Berhubung lapar, akhirnya kita memutuskan untuk sarapan roti dan green tea yang kita beli di Combini (convienient Store) Lawson. Otak saya masih sangat Cimahi banget ketika meminum green tea. Saya pikir karena di negara asal, pastilah si greentea akan terasa enak...nggak taunya pada saat tegukan pertama saya cuman mendapatkan rasa greentea asli...... tanpa gula. Hehehehhehehhehe pait euy... kirain teh bakal seperti rasa greentea yang ada diiklan-iklan tipi...

 photo c8017f75-68da-4d28-bd10-d9a42d1175f1_zps1d31eb64.jpg

Osaka Castle lumayan sangat besar, apalagi dengan tamannya yang sangat asri. Kekuatan fisik sangat dibutuhkan untuk menjelajahi si kastil kuno ini karena memang dia menyediakan servis apa adanya tanpa ditambah atribut modern. Semua tangga manual, alias harus didaki dengan dengkul dan tangganya buanyyyaakkkk pisan.... ronde pertama aja udah terasa mo gempor..... rasanya pengen ganti dengkul titanium yeuh


 photo d5faa452-fdfe-48c6-850f-d9014607aa6c_zps5fc507c9.jpg

Walaupun menurut kalender sudah memasuki musim gugur, tetapi di Osaka daun-daun belum menunjukkan perubahan berarti. Seperti daun momiji alias japanese maple leaf (tapi mirip daun singkong yah) masih dominan hijau dibandingkan warna merahnya. Sepertinya saya terlalu cepat hadir disini untuk bisa menikmati momiji leaves. Yah, nggak apa-apa deh walaupun premature.... Ngarep di tempat lain udah mulai berubah warna. Hehehhehe saya sangat sentimentil dengan musim gugur, ada rasa "melow" saat melewati musim ini. Terkadang saya setuju dengan dengan lirik lagu lawas "Autumn Leaves" atau bahasa perancisnya Les feuilles mortes yang artinya daun mati, yang isinya memang menggambarkan kesedihan hati...wowoowowo cheesy banget ya.

 photo 3e262fe5-a7f7-4163-a86a-ee355ebe890a_zps9254afe4.jpg
Lepas dari kesedihan daun berguguran, mata saya langsung terhibur dengan adanya taman-taman mini yang sangat menakjubkan. Nggak percaya? tuh...liat aja bonsai pohon apel... menghibur kan dan pasti berdecak kagum. Pohon yang tingginya nggak lebih dari sedengkul saya punya pohon apel yang sangat menggoda. Serius.... kalo nggak ada yang liat udah tak petik tuh buah.... hiks..... nanti aku dikutuk seperti Adam dan Hawa ya kalo berani metik buah apel merah merona..... bisa-bisa jadi tragedi buah apel deh....
Selain apel, masih ada bonsai pohon buah-buahan lainnya, seperti cherry dan plum.... makin gatel kan tangannya hehehehehehe

 photo d3d6cb54-49a5-4e5d-9e6e-5266432cea67_zps642ecaff.jpg

Setelah berkeliling-keliling, tidak terasa hari cepat sekali berakhir karena dimusim ini matahari bersinar lebih pendek daripada diwaktu lainnya. Mulai gelap jam 5 sore dan tak terasa langsung malem gelap tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Beruntung saat matahari terbenam, kita sedang mampir di Osaka Bay, jadinya sempet dadag-dadag sama matahari.... "sampaikan salam ku untuk anak-anak di rumah" karena waktu di Osaka dua jam lebih cepat dari waktu Cimahi.

Monday, October 14, 2013

Ujung Genteng : Perjalanan bertemu penyu dan tukik

Perjalanan ke Ujung Genteng Sukabumi merupakan salah satu impian saya sejak jaman kuliah tahun pertama. Saat itu, kakak angkatan mengajak saya untuk berkunjung melihat penyu di pesisir pantai selatan Jawa Barat ini. Tetapi perjalanan tinggalah perjalanan, karena saat itu musim penghujan dan air dimuara bisa setinggi leher sehingga sampai lulus kuliah pun saya belum melakukan perjalanan ke Ujung Genteng Sukabumi. Tapi siapa yang menyangka jika keinginan 20 tahun yang lalu itu baru terpenuhi beberapa saat yang lalu. Tiba-tiba saya ditugaskan bersama teman-teman untuk mengunjungi Ujung Genteng yang merupakan desa binaan kantor. Jadi tugas ini saya syukuri dan nikmati, walaupun terbayang medan yang harus ditempuh....
 photo 1380596755_zpsd8faba23.jpg

Kedatangan saya dan teman-teman di Desa Pangumbahan, Ujung Genteng, Sukabumi dilalui dengan mulus setelah mengalami tujuh kali mimpi. Kendaraan yang kami tumpangi sarat dengan barang bawaan dan logistik untuk acara seremonial adopsi penyu bersama Wali Band. Dan ketika sampai di Ujung Genteng, cuaca kurang sahabat pun menyapa kami....

Penginapan yang kami tempati tepat berada disisi laut dan pantai, jadi bisa dibayangkan suara angin dan hujan yang terus-menerus. Tapi karena datangnya rame-rame dan memang sudah keinginan dari jaman dahulu semua itu tidak menjadi masalah. Karena kami datang lebih awal jadi kesempatan untuk melihat penangkaran penyu terlebih dahulu. Sekalian niat mau liat penyu bertelur...

Ternyata menanti itu adalah pekerjaan yang paling menjemukan, apalagi menanti sang penyu 'PW' dan mau bertelur. Dikarenakan hujan dan sedikat badai, agak lama menunggu penyu menemukan posisi yang nyaman untuk bertelur

 photo 1380160033_zps12e9b895.jpg

Sambil menunggu ada penyu yang mau mendarat, kita masuk ke ruang konservasi tukik yang belum dilepas ke laut. Saya melihat ada tukik yang berwarna terang, sepertinya calon penyu yan langka. Hmmm tapi ngggak tau apa namanya hehehhehe...


Agak goyang-goyang motretnya...maklum udah malem dan gelap, mana hujan deras pula....langsung nyesel nggak bawa keresek untuk nutup kamera....


Friday, September 13, 2013

Landmines Museum : kesempurnaan yang berasal dari ketidak sempurnaan....

Tulisan ini muncul gara-gara gencarnya pemberitaan tentang Miss World yang diadakan di Bali. Saya bukan orang yang setuju ataupun antipati terhadap acara tersebut. Karena disebut mendukung juga saya nggak tau buat apa gunanya apa untungnya buat saya, tidak mendukung juga nggak saya tidak memiliki alasan kuat.

IMHO, acara Miss World yang diadakan di Bali adalah untuk menunjukkan atau memperlombakaan kesempurnaan dari para wanita. Sesempurna apa? hehehehhe saya nggak tahu dan paham standar kesempurnaan seorang wanita. Absurd sekali jika penilaian seorang wanita itu hanya berdasarkan fisik, ukuran badan, dan hal-hal yang ada dipermukaan. Jika mau jujur, untuk bisa menilai seorang wanita itu cantik atau tidak banyak sekali standar ukurannya. Lalu bagaimana dengan wanita yang tidak sempurna, apakah dia tidak berhak untuk disebut cantik? 

Miss Landmines, photo taken from http://miss-landmine.org
Pikiran saya melayang kembali saat saya mengunjungi Landmines Museum di Siem Reap.Ada banyak orang yang tidak beruntung karena korban dari ranjau darat yang ditanam semasa perang saudara Khmer Merah dan efeknya setelah beberapa tahun kemudian. Mereka korban yang tidak bersalah, hanya hendak bekerja ke sawah tiba-tiba menginjak ranjau dan harus kehilangan bagian tubuhnya. Hmmmmm kalo sudah begitu apa mereka nggak bisa dibilang cantik? Apakah dunia harus berhenti untuk mereka?


Ah, sudahlah, saya tidak mau memikirkan kontes-kontes mencari wanita yang sempurna itu, saya hanya mau bercerita yang membuat sudut pandang berbeda dalam penilaian kecantikan seseorang.....

Ceritanya saya berkunjung ke museum korban ranjau darat di Siem Reap, Cambodia. Museum ini didirikan oleh Aki Ra, seorang mantan tentara anak-anak yang dilatih oleh Khmer Merah untuk berperang sejak usia dini. Sebelum usia 10 tahun, beliau sudah mahir dalam menanam ranjau darat, menggunakan peluncur rocket dan merakit bom. Mulai menjadi tentara Khmer Merah (padahal orangtuanya beliau dibunuh oleh Khmer Merah) dan berperang dalam usia 10 tahun, walaupun pada akhirnya beliau perang melawan yang mendidiknya jadi tentara (beliau menjadi tentara Kamboja yang melawan Tentara Khmer Merah)

 photo IMG_7530_zps54ff172d.jpg Museum sederhana ini mempunyai banyak sekali misil dan ranjau darat. Sempat ditutup karena ketakutan akan keamanan, sewaktu-waktu bisa meledak jika salah deaktifasikannya. Kan nggak lucu, pengunjung jadi korban ketika berkunjung ke museum ini. Ketika saya melihat ranjau dan misil, sekilas saya membayangkan berapa banyak yang masih tertanam di tanah?Dan rasa yang aneh menyeruak ketika kita berkeliling memasuki museum ini. "something tragicaly that I don't want to know,  happened here"

 photo IMG_7529_zps72620260.jpg Kalo mendengar cerita-cerita selama diperjalanan, banyak rakyat yang tidak berdosa yang menjadi dosa. mulai dari orang tua sampai anak-anak. Ada juga cerita sapi yang sedang merumput dan tidak sengaja menginjak ranjau hingga terjadi ledakan yang tidak diinginkan. Mungkin hanya Aki Ra yang tau, mungkin hanya beliau yang ingat berapa banyak ranjau yang dia tanam, dikalian dengan anak-anak seusianya pada saat itu yang mempunyai tugas yang sama. 

 photo IMG_7526_zps4e828e33.jpg

Karena itulah, Mas Aki Ra ini terpanggil untuk mencari dan me-deaktifasikan ranjau-ranjau yang masih ada di dalam tanah. Jangan dikira dalam pekerjaan yang berbahaya ini beliau bekerja dengan peralatan canggih. Hanya pisau dan kayu jadi teman setia dalam pembebasan tanah dari ranjau. Beliau juga ditemani oleh istri nya tercinta dalam pekerjaan mulia ini. Tidak ada materi yang beliau cari, beliau hanya terpanggil karena tidak tahan dengan penderitaan orang-orang yang tidak berdosa karena masa lalu beliau.

 photo IMG_7522_zps918ccd87.jpg
Sekarang usia Aki Ra menginjak 40 tahun dan masih mencari ranjau-ranjau. Selain itu dalam pencariannya, beliau membawa serta anak-anak korban dan yatim piatu untuk tinggal bersama beliau di Siem Reap. Anak-anak ini dididik dan disekolahkan sampai bisa mandiri. Saya tidak terlalu banyak memotret foto-foto korban ranjau, tidak kuat melihatnya.................

 photo IMG_7527_zps215fc066.jpg

Monday, September 9, 2013

Berbagi sehat lewat imunisasi

Entah mengapa, tiba-tiba saya ditugaskan untuk mengikuti acara CSR (Corporate Social Responsibility)  ke Cisarua, Bandung Barat. Rasanya saya sudah lama sekali tidak keluar kantor untuk acara-acara seperti ini, hampir 10 tahun yang lalu rasanya terakhir saya ikut gabung ke lapangan.

Tapi hari ini, atasan saya menugaskan untuk menemani teman-teman dari bagian lain untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan yang diprakarsai oleh SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu) dan Pundi Amal SCTV. Kegiatan ini dilakukan di Universitas Advent Indonesia, Cisarua Bandung Barat.(daerah jajahannya Teh Dey lho hehehhehe maaf nggak lapor bu RT dulu niy)


 photo 1378433978_zps9da3d824.jpg


Saya baru kali ini berkunjung ke UNAI (Universitas Advent Indonesia) dan terpana dengan keasrian lingkungannya. Berhubung saya kebagian beres-beres, jadinya nggak sempet mengabadikan keasrian komplek universitas ini. Hanya bangku kayu di aula yang berjejer rapih yang saya sempat foto. Itupun, hanya beberapa menit, rasanya ingin berlama-lama menikmati pemandangan tetapi tugas sudah menunggu.

Kegiatan pelayanan kesehatan diadakan di Klinik UNAI yang bersebrangan dengan komplek Universitasnya. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi check kesehatan, pemeriksaan gigi, operasi katarak dan dari kantor memberikan vaksinasi influenza secara gratis.


 photo 1378434136_zps7a59c143.jpg

Mobil sehat pun ikut meramaikan kegiatan kesehatan ini. Mobil ini sudah melanglang buana ke seluruh Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk seluruh warga. Mobil ini dilengkapi dengan sarana multimedia untuk menunjang setiap kegiatannya.

 photo 1378434090_zps86743842.jpgVaksinasi gratis yang diberikan adalah vaksin flu seasonal. Mengapa hanya vaksin flu? Hal ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan. Pertama, karena acara diluar kantor sehingga paramedik yang dikirim terbatas. Kedua, karena keterbatasan paramedik pemberian vaksin flu ini lebih mudah dan sederhana. Pemeberiannya kepada usia diatas 12 tahun dngan syarat tidak demam dan tidak alergi telur (bahan dasar pembuatan vaksin flu ini adalah telur ayam). Kalo harus memberikan vaksin balita, takutnya menganggu siklus yang sedang dijalani oleh balita, dan paramedik yang turun tangan harus lebih banyak dan syarat yang lebih rumit lagi. 

Vaksinsi flu ini berguna untuk mencegah penyakit flu dalam kurun satu tahun dan bisa diulang pada tahun depannya. Lumayan kan, satu tahun terbebas dari penyakit influenza berat yang suka mengganggu produktifitas ;)

 photo 2af4438e-2db7-44f6-9e1c-ce5e26983220_zpsf3c6ed12.jpg

Vaksinansi flu dijamin tidak sakit karena jarum suntik yang digunakan adalah jarum suntik yang terkecil yang biasa digunakan untuk penyuntikan vaksin BCG bayi, dan prosesnya pun sangat cepat. Hehehehe pokoknya rasanya lebih sakit digigit semut....yang sedang naik ojeg tapinya.....

 photo 1378434039_zps587a3953.jpg

Untuk menjaga keamanan supaya jarum suntik tidak digunakan ulang, disediakan disposafe. Tempat pembuangan limbah biohazard yang sangat berbahaya jika tidak diincenerasi apalagi digunakan lagi. Selain itu juga untuk mencegah penyebaran penyakit melalui jarum suntik.

 photo 8520062b-a0a9-45aa-a80c-540d9ad83f0d_zps3c25f968.jpg

Nah, ini yang bikin heboh, kehadiran para host SCTV yang numpang lewat membuat "kericuhan" sesaat di poliklinik. Pasien dan paramedik berebutan foto dengan Joe Richard. (soalnya yang saya tahu hanya itu aja, maaf ya mbak. saya tidak mengenal anda walaupun dari gaya dan caranya anda adalah orang terkenal.) Yang sakit jadi sehat, yang ngobatin ninggalin yang sakit.... fiuhhhhhhh....recet lah pokona mah...

 photo 1378434356_zpsa08bae92.jpg

Thursday, September 5, 2013

Roti Bakar Gang Kote

Waduh, udah berapa bulan niy si blog nggak pernah ditengokin dan diupdate. Maklum, sindrom ibu-ibu pekerja yang ditinggalin si Mbak jadinya sibuk olangan ngurusin rumah dan kerjaan. Jadi boro-boro mau update, nyisir rambut aja nggak pernah hahahhahahahah.... saking sibuknya eta teh. Tapi, prahara itu sudah lewat, jadinya hari ini daku bisa eksis lagi nih. Semoga nggak lupa deh cara menulis blog yang enak dibaca kekekekkekke. 

 photo 75ac72d0-a548-4d71-8e17-ce20ffa17295_zps89ea0fa2.jpg

Kali ini saya pengen sharing tentang roti jadul favorit saya dan beberapa kuncen Bandung yang pastinya kenal dengan roti bakar jadul yang satu ini, roti bakar kote. Roti ini terkenal pas jaman tahun 80-an disekitar Alun-alun Bandung. Dulu, namanya roti bakar 555, sekarang 234, sesuai dengan merk roti yang dipakainya. Kios roti ini baru beroperasi mulai jam 14.30 WIB di Gg. Kote, Jalan Jend. Sudirman Bandung, persis sebelah toko obat cina Pandu (d/h Ban an ho). Yang membuatnya khas dan berbeda dengan roti lainnya, cara memanggangya. Kebanyakan roti bakar sekarang sebetulnya bukan roti bakar tetapi roti panggang. Jadinya angus-angusnya karena pemanasan panggangan ataupun penggorengan yang telah diberi mentega terlebih dahulu. Kalo roti kote, dipanggang diatas bara arang panas dan rasa hangus pembakarannya yang membuat rasanya berbeda. Jadi sah-sah aja kalo judul rotinya juga roti bakar asli bukan echo hehehhehe. Soalnya ada gosong-gosong areng gitu deh...

 photo adbf15a0-1f31-42b4-a61d-71836dca0302_zpscf7bb8af.jpg

Isi dan rasa roti ini pada dasarnya ada dua, manis dan asin. Kalo turunan dari manis ada selai kacang, lobi-lobi, nenas dan susu. Asin, mempunyai varian korned dan keju. Yang bikin fantastis adalah si mamang nya nggak pelit kalo ngasih isi, kornednya sangat melimpah, kejunya berlapis-lapis dan taburan coklatnya sangat mantap. Pokonya bener-bener murah hati deh.... Kalo minjem istilah abang saya, mesesna di awurkeun sa ember.... (kira-kira : mesesnya ditaburi satu ember).


 photo 3ea7a8f1-57f3-4056-8b04-3ce91d617925_zps7ffc387c.jpg

Tapi sekarang rasa bisa diminta sesuai dengan lidah kita. Misalnya sah-sah saja kalo kita pengen nyoba makan rasa keju coklat, atau hanya sekalian aneh, korned coklat...

 photo 57dd4147-6e8f-467f-8d2c-b80ec38c4c53_zpsc2da8645.jpg

Walaupun pengerjaannya sangat sederhana, namun sistemnya nggak kalah dengan roti-roti di mal. Dapurnya bisa di lihat secara live. Yang bikin takjub lagi, pisau pemotong rotinya tajem pisan, sekali kena roti...sreset...langsung kebelah. Dan saking seringnya diasah, bentuk pisaunya semakin langsing saja....

 photo 37358b72-baaa-44d0-9723-c685938649ea_zpscfe0df05.jpg

Maafkan, saya lupa memotret roti pada saat bentuknya masih indah. Sesudah beberapa potong masuk mulut baru inget belum didokumentasinkan. Maaf ya..maaf.... tersisa cuman beberapa potong lagi...

 photo d63f82b1-01fc-4150-8839-17f89125cc72_zps48c74f2e.jpg

Mungkin keberadaan roti bakar ini tidak semeriah kuliner-kuliner lain yang sedang naik daun di Bandung. Tapi kalo memang sempet, cobain deh roti juara ini.... dijamin bakal ketagihan dengan rasanya yang klasik, enak dan bikin mata merem melek menikmatinya.... (kalo pake istilah membelai lidah nanti Mia protes kekekekkekekek).


 photo 1378349831_zps053eef26.jpg