Monday, December 29, 2014

Tateyama, ketika salju yang tak lekang panas di Bulan Mei

Tulisan ini dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat, Minggu 28 Desember 2014 dengan judul Salju Abadi di Gunung Tate.



Gunung Tate atau Tateyama yang membentang di dua Prefektur, Toyama dan Nagano, merupakan rangkaian Pegunungan Alpen yang berada di Jepang. Walaupun tidak seterkenal icon Jepang, Fujiyama, gunung ini menjadi destinasi favorit penduduk lokal karena ketebalan salju, sepanjang tahun, pemandangan indah di Taman Nasional Chubu Sangaku dan Yuki no Otani, atau koridor salju dengan tinggi 20 meter yang dibuka untuk umum dan pejalan kaki setiap pertengahan April sampai akhir Juni.

Karena titik awal perjalanan saya dari Tokyo, maka diputuskan jalur perjalanan melalui Toyama. Jika ditempuh dengan Shinkansen memakan waktu sekitar 4 jam, atau menggunakan bis sekitar 6 jam. Karena jam beroperasinya mulai jam 05.00 pagi sampai 17.00 sore, maka saya memutuskan untuk menaiki bus malam dari Terminal bis Shinjuku, Tokyo tepat jam 24.00 dan tiba di Stasiun Toyama keesokan harinya jam 6 pagi. Dengan cara ini saya bisa berhemat satu malam biaya penginapan. Bus seharga 4500Y ini sangat nyaman, bersih, dilengkapi Wi-Fi dan selimut. Tapi, jika ingin bermalam di Murodo, puncak Tateyama, perjalanan dapat dilakukan pada siang hari dan  tiba di Toyama atau Shinano Omachi sore hari

  photo null_zps45eff525.jpg


Bagi penggemar hiking atau jalan jauh, siap-siap akan kecewa jika berkunjung ke Tateyama karena transportasi ke puncak berupa cable car, bis hybrid dan ropeway. Kendaraan umum dan pribadi dilarang masuk ke area ini untuk mengurangi polusi. Rangkaian transportasi ramah lingkungan ini akan membawa kita menempuh station pertama hingga terahkir selama 7 jam. Karcis terusan dengan harga 9450Y untuk dewasa dan 4750Y untuk anak-anak dijual di stasiun pertama untuk memudahkan kita dalam melakukan perjalanan tanpa harus berhenti dan membeli karcis disetiap stasiun.


Point pertama dalam melakukan perjalanan dimulai dari Toyama Stasiun dengan menaiki kereta Toyama Chiho Railway. Kereta vintage buatan tahun 70’an yang akan membawa kami ke Stasiun Tateyama selama 1 jam menyuguhkan pemandangan desa khas Jepang yang asri dan rangkaian pegunungan Tateyama yang masih diselimuti salju. Suasana kereta pun sangat ramai dengan anak-anak sekolah berseragam bak sailormoon dan turis dengan perlengkapan ski dan snowboarding.

Sesampainya di Stasiun Tateyama, antrian disusun sesuai dengan waktu yang tercetak di tiket. Sambil menunggu giliran, pengunjung disuguhi keadaan daerah Tateyama secara langsung. Membuat hati tidak sabar ingin merasakan dinginnya salju. Perjalanan selanjutnya menggunakan cable car unik, karena miring 45 derajat. Di dalam keretanya pun dibuat tangga-tangga sesuai kemiringan sehingga penumpang tidak tergelincir.  Selama 7 menit, menempuh 1,3 km dengan interval vertical sepanjang 487 meter dan beberapa terowongan membawa ke Stasiun Bijodaira. Dari Stasiun inilah perjalanan dilanjut menggunakan bis listrik hibrid menuju ke Murodo, puncak Tateyama. Perjalanan 50 menit menuju puncak tak terasa karena pemandangan hutan pohon cedar yang berusia lebih dari 100 tahun dan air terjun yang sangat indah. Supir Bus pun melambatkan laju untuk memberikan kesempatan penumpang mengambil foto-foto. Jika kita melihat lewat jendela belakang, akan terlihat kelokan-kelokan jalan yang membentuk spiral.

  photo null_zpsf8fc5a8c.jpg

Sesampai di terminal bus yang berada di puncak Tateyama, 2450 M diatas permukaan laut, Disinilah atraksi yang spektakuler, snow koridor yang tingginya bisa mencapai 20 meter dan pemandangan hotel tertinggi yang ada di Jepang. Dipuncak ini kita bisa menikmati pemandangan barisan Tateyama dan yuki no otani, yang artinya tembok salju. Setahun sekali, jalur ini dibuka secara full pada bulan April sampai akhir Oktober. Murodo ditutup aksesnya pada musim dingin karena salju yang sangat tebal sulit ditembus. Pengerukan salju untuk membuat dinding tinggi ini, dilakukan awal Bulan April menggunakan dua eksavator dan gps untuk kekuratannya. Setiap hari akan dicatat penurunan tinggi salju dan suhu udaranya.





 photo null_zps5d60eca6.jpg



Tuesday, December 9, 2014

Pesta Persahabatan Ananda 26 Tahun

Dunia gambar menggambar memang nggak bisa lepas dari anak-anak, mulai dari media tembok di rumah sampai yang paling serius di atas kanvas. Biasanya para orangtua membantu menyalurkan hobi anak-anak dengan mengikutkan ke sanggar-sanggar gambar. Kebetulan, anak saya yang paling kecil itu suka gambar. Dulu sih sempet manggil guru privat ke rumah cuman seringan nggak datengnya jadi si anaknya malah banyakan nunggu Mr. Jo (aslinya Pak Joko) daripada praktek gambar. Lumayan nganggur beberapa bulan sampai akhirnya saya nemuin yang namanya Sanggar Ananda di Jl. Cibadak Bandung.



Saya baru tau kalo di Jalan Cibadak yang beken dengan aktifitas bisnisnya, terselip sanggar menggambar anak-anak yang sudah berdiri selama 26 tahun. Padahal rumah orangtua saya berdekatan cuman saya yang nggak ngeh aja. Setelah mendatangi dan tanya-tanya, akhirnya Sanggar ini menjadi pilihan untuk mengasah hobi anak saya. Walaupun jaraknya lumayan, mulai Bulan Mei yang lalu, setiap minggu harus bolak balik Cimahi-Bandung-Cimahi. Tapi daripada nanti hobinya hilang ya, dijalanin aja sambil jalan-jalan.


Kemampuan si anak semakin terasah sejak bergabung disini. Dan yang bikin saya kagum, Ibu Yanti sebagai mentor dan pemilik sanggarnya sangat berdedikasi untuk dunia seni anak-anak. Hehehheheh baru tahu kalo disini tuh ada kurikulum gambar, teknik, tingkatan, tes kemampuan. Selain untuk gambar anak, banyak juga remaja dan lulusan SMA yang belajar disini untuk persiapan masuk FSRD ITB, La Salle, NAFA Singapore. Pokoknya sanggarnya dikelola secara serius. Si bungsu awalnya sih nggak suka dan nggak betah untuk belajar disini karena biasanya dia seenaknya menggambar dengan gurunya. Disini diajarkan disiplin yang ketat, keseriusan, dan dedikasi yang bikin si bungsu bete tiap beres les. Tapi untungnya bisa adaptasi dengan cepat dan sampai sekarang masih semangat untuk belajar. Sebagai apresiasi kepada anak-anak sanggar yang semangat belajar, setiap tahunnya sanggar ini mengadakan acara Pesta Persahabatan Ananda yang tahun ini kebetulan berlangsung di NuArt Sculpture Park, Setra Duta Bandung. 


Walaupun tiap hari saya melewati NuArt, tapi baru kali ini saya menginjakkan kaki ke tempat workshop milik Pak Nyoman Nuarta. Pak Nyoman ini seorang pematung yang sangat terkenal, dan karyanya yang sangat fenomenal adalah Patung Garuda Wishnu Kencana di Bali. Yang pembuatannya semua dilakukan di workshop Setra Duta Bandung. 

 
Di workshop yang luas ini, kita seakan-akan dibawa jauh dari kemacetan luar biasa di luar sana. Padahal posisi Galeri Nuart tepat didalam kota yang sarat dengan kemacetan. Selain banyak patung, terdapat juga lukisan-lukisan karya Pak Nyoman, terus kalo haus ada cafe. Ada juga kursus-kursus membuat patung, melukis dan kegiatan kesenian lainnya. 

patung inul
Nah, ini rangka awal membuat patung-patung. Dibuat perpotongan dan memakai nomor-nomor. Nggak kebayang pas merangkainya seperti apa. Seperti perpaduan puzzle dan TTS.....

 


Monday, November 10, 2014

Akhirnya ke Ikea juga...

Perusahaan furniture asal Swedia akhirnya membuka cabangnya di Jakarta. Walaupun sudah sebulan beroperasi, tapi antusias pengunjung masih tinggi. Terbukti dari antrian panjang di lahan parkir meskipun waktu baru menunjukkan jam 10 pagi. Termasuk juga saya yang paling semangat untuk bisa dateng ke Ikea Alam Sutra Jakarta. Pokonya udah ngerayu pooool suami untuk nganter kesini...

Kalo pengamatan datang sih, rasanya gedung Ikea sama saja di seluruh dunia, dan dekorasi tokonya juga idem. Sesampai di lobby, langsung disambut si Embak-embak dengan seragam kuning khas dan mengarahkan untuk ke lantai dua. Okay, petualangan dimulai...
Berhubung saya dan keluarga dateng jauh dari Bandung dan pake nyasar segala untuk menemukannya, pertama-tama incaran adalah Ikea Kafe yang terkenal dengan Meatball dan apple pienya. Berhubung dateng pagi-pagi, jadinya menu breakfast yang bisa dibeli. Ya sudah lah diterima dengan senang hati, apalagi dengan Rp. 7.000 minumnya free flow...ahhhhhhhh

Suasana kafenya santai, seluruh furniture dan peralatan makan merupakan produk ikea. Yang bagus adalah dekorasi batik kuning biru. Ikea berusaha menggabungkan seni khas Indonesia Batik dan warna bendera Swedia, kuning biru
Yang lucu itu trolley makanannya. Satu trolley bisa muat tiga baki untuk membawa makanan. Jadi tangan kita nggak ribet bawa makanan, apalagi ada insiden tumpah segala... Gelasnya dikasih dua, kalo mau minuman hangat dikasih mug tapi kalo mo minuman dingin dikasih gelas goblet. 

Mari kita sarapan sebelum bertualang di dunia Ikea...... Saladnya enak dan seger lho.....
Jangan lupa untuk membereskan kembali seluruh perlengkapan makan kita dan menyimpannya di tempat yang tersedia. Sepertinya layanan yang serba mandiri ini belum membudaya di masyarakat kita. Masih banyak yang tidak perduli dengan kepentingan orang lain menggunakan meja makan, dan membiarkannya berantakan....

Tuesday, September 30, 2014

Saya dan Angelina Jolie pernah mampir di Ta Prohm

Kupu-kupu putih dan derai tawa ceria sang anak Khmer menuntunku untuk melanjutkan perjalanan di hutan tropis ini... Semakin jauh aku mengejarnya, semakin lebat hutan yang kulalui.... dan tanpa kusadari ku terperosok dalam lubang gelap.... dan ketika cahaya menyeruak.... sebuah peradaban yang menakjubkan membawa kembali ke masa silam..... cahaya semakin terang semakin terang tapi kenapa semakin bergoyang... ohhhh ternyata saya ngelamun di atas Tuk-Tuk....Hahahahahh itu sih potongan film Tomb Rider, di adegan Angelina Jolie aka Lara Croft menemukan Ta Phrom yang super heroik.... Terjun langsung pake mobil ke TKP. Padahal sih aslinya nggak gitu pisan. Atau nasib aku aja yang harus memandangi punggung si Mas supir Tuk-tuk untuk bisa sampe ke Ta Phrom.

 photo IMG_7290_zps5abe4215.jpg
  
Saat itu, cuaca di Siem Reap lagi lucu-lucunya, 32 derajat celcius. Terpaan angin panas dan debu mulai menggoda. Persediaan air yang memadai cukup membantu... apalagi yang dingin. Nggak heran ya, kalo di filmnya Angelina Jolie pake celana pendek dan tanktop yang nyaman plus kacamata cengdem.
Ta Prhom salah satu candi di komplek Angkor Wat, Kamboja. Candi ini menjadi sangat amat terkenal dan paling banyak pengunjungnya karena secara tidak langsung dipromosikan dalam film Lara Croft's Tombrider, the cradle of life. 


Tuh, gara-gara si Lara, spot yang ini paling rame dikunjungi. Susah banget nunggu sepinya...pasti aja ada yang mau berfoto. Frustasi deh mau berpose ala Lara Croft disini. Padahal udah wig panjang udah dikepang ala dirinya *bohong lho....

Wednesday, September 17, 2014

I love theme park...but not the ride (anymore)

Pas jaman masih kecil (dalam arti sebenarnya, ya badan ya umur), saya tuh suka banget ama yang namanya Dunia Fantasi, Pasar Malam dan sejenisnya. Terbayang sensasi "ngeri-ngeri sedap" (walah istilah anggota Dewan pisan) yang akan didapat dari setiap permainannya. Kalo lagi kecil sih, pasar malam yang rutin diadakan di Pasar Babatan Bandung pasti tiap hari dijabanin. Ombak Banyu favorit saya, dan tong setan tontonan wajib. Aje gila ya, liat motor bisa muter-muter tanpa kehilangan kendali...sakti.. Nah, pas Dufan pertama kali buka, rasanya saya juga nggak sabar untuk bisa merasakannya. Baru bisa terlaksana pas lagi piknik SMP. Wuihhhh itu semua mainan dijajal mulai dari yang nggak penting (Gajah Beledug) sampe ke yang bikin teriak-teriak seru. 

 photo img-140917062918-0001_zpsb9247c87.jpg
Pas udah gedean, sekitar kuliahan lah, kalo liat film-film asing, rasanya kok seru ya liat theme park mereka. Hmmmm lebih gede, lebih seru dan lebih menantang. Akhirnya kesampaian juga buat merasakan yang namanya roller coaster, splish-splash mountain, dkk. Waktu itu saya menikmatinya berdua dengan kakak perempuan saya (the one and only, my lovely sista). Kakak saya statusnya saat itu adalah ibu dua anak balita (sekarang empat anak gede-gede hehehhe). Tugasnya beliau hanya menemani, tidak mengikuti saya menikmati permainan yang ada. Beliau memilih untuk bermain di arena cangkir-cangkiran.... hehehheh takada nyali katanya.



Saat itu sih saya cuman ketawa-ketawa....ihhhh masa sih kayak gitu aja nggak ada nyali. Yang ada asyik-ayik aja lagi. Cemen banget deh kakakku tersayang itu atau beda tipe aja... too emak-emak kataku sih.

 photo IMG_9211_zps031cd030.jpg
Tetapi..... seiring dengan waktu berjalan, ternyata saya pun mengalami apa yang dirasakan oleh Kakak saya. Pada suatu hari, saya kembali ke themepark, dan.... saya mengalami kengerian yang luar biasa. Entah mengapa, tiba-tiba roller coaster yang saya tumpangi tidak memberikan perasaaan yang biasa yang sensasional, sepanjang permainan saya menjerit-jerit ketakutan. Kalo sanggup dan bisa rasanya saya ingin memencet tombol stop dan turun dari Cylon, Battlestar Galactica. Apa daya, saya harus mengkhatamkan seluruh permainan sebelum bisa lepas dari ketakutan luar biasa. Saya harus merasakan kengerian ketika bujur saya tidak menempel dibangku serasa hendak jatuh dari ratusan meter, melihat kaki diatas dan kepala dibawah...Ya Allah..... kumaha iyeu teh......Seberesnya perjalanan Cylon jahanam itu.... saya turun, diem beberapa saat dan lemes lunglai.


Dan ternyata memang saatnya saya harus menikmati cangkir-cangkiran. Hal ini dibuktikan ketika menikmati  Bandung Carnival Land . Awalnya sih naek sepeda udara yang saya pikir nggak akan ada efek apa-apa. Ternyata setiap belokan, rasanya ada kekuatan tertentu yang hendak melemparkan badan saya keluar jalur. Hiks.... saya nggak bisa ngomong selama rute sepeda berlangsung. Terus ganti permainan yang saya kenal, kalo di ancol sih namanya Ontang-Anting.. Setelah kursi terangkat dan mulai berputar..... rasa pusing luar biasa tiba-tiba datang menyergap. Dan ketika menyentuh tanah, saya langsung nyari toilet.... Jackpot saudara...saudara...

Walhasil, sekarang saya berusaha untuk tegar kalo harus ke theme park. Mana anak-anak udah mulai gede dan suka maen yang ekstrem-ekstrem. Yang ada sih, saya menjelma menjadi bayangan kakak tersayang, Ibu naek cangkir-cangkiran aja ya Nak.... atau alasan yang lebih baik lagi.... Pada naek aja ya, ibu liat dulu foodcourtnya, ada makanan enak atau nggak hahahhahhahhah. Ketauan banget ya "Coward Mom", tapi sebetulnya saya lebih suka motret yang lucu-lucu deh daripada ngantri menuju kengerian tak berbatas... Walau kadang-kadang kangen juga kalo udah denger orang=-orang teriak dari atas...hiks...... Sepertinya seru tapi apa daya rasa takut lebih menguasai.... 


 photo IMG_9224_zps78816203.jpg


Friday, September 12, 2014

Kali pertama di Banjarmasin Kalimantan

Kali ini saya beruntung karena diharuskan dinas ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Seumur-umur baru kali ini saya bisa mengujungi salah satu pulau terbesar di Indonesia. Dan enaknya lagi, perginya pake Garuda hehehehhehe, jalan-jalannya pake tour, jadi tinggal duduk manis nyampe deh ditujuan. Rencana perjalanan kita kali ini mau menyusuri Sungai Martapura, dengan tujuan akhir Pasar Terapung Lok Baintan. Terus ke pusat batu perhiasan. Berhubung saya masih harus bertugas, jadinya cuman sempet ke Lok Baintan aja nggak ke tempat batu.

Perjalanan ke Lok Baintan, ternyata harus menyusuri sungai Martapura selama kurang lebih satu jam setengah dari Banjarmasin. Karena pasar dimulai sejak Adzan Shubuh, mau tak mau kita juga harus mengejar waktu ke dermaga. Selama perjalanan, jangan lupa bawa jaket, karena angin yang nakal sering menggangu perjalanan. Jangan lupa bawa juga minum dan cemilan untuk menemani ngantuk di  perahu klotok.

 photo 1409646194_zps3dd4d988.jpg

Sesampai di Lok Baintan, matahari pun mulai menampakkan sinarnya. Di kanan-kiri sungai terlihat rumah-rumah warga dan aktifitasnya. Banyak juga perahu-perahu kecil keluar dari rumah untuk mulai berjualan di pasar terapung.
  photo c239c3d1-7303-4301-a024-84607a4d8f9d_zps2ea5bd37.jpg

Katanya, Sungai Martapura itu salah satu sungai terdalam di Indonesia. Dan untungnya, nggak ada buaya. Hoooahhhh kebayang kan kalo ada, pasti itu buaya nyosor aku duluan, soalnya paling gede dan paling banyak dagingnya...glek....

  photo 1409646542_zps6faa1639.jpg

Nah, sekarang pasarnya udah keliatan. Jadi keingetan iklan TV swasta nasional yang memakai ikon penjual pasar terapung. Trus..trus... kalo diperhatiin, ternyata yang jualannya banyakan ibu-ibu deh. Terus jualannya mayoritas jeruk semua. Yuk ah, kita mulai berbelanja...

  photo 1409646713_zpsd8f5d1bf.jpg

Friday, August 15, 2014

Di Hiroshima aku menangis untukmu, Sadako....

Tulisan ini pernah di muat di Rubrik Backpacker, Harian Umum Pikiran Rakyat, pada Hari Minggu, 10 Agustus 2014, dengan judul 69 Tahun Hiroshima.

 photo IMG_9377_zps27cd8664.jpg

Perasaan campur aduk menghampiri saat Shinkansen Sakura yang kami naiki dari Osaka berhenti di Stasiun Hiroshima. Menjejakkan kaki di Hiroshima, kota yang diluluh lantakan oleh Bom Atom yang pertama diciptakan, seakan-akan menikmati gambaran turisme ‘gelap’, menyedihkan dan kenangan peperangan besar yang pernah terjadi di bumi ini.
 photo IMG_9397_zpse5cfc1f2.jpgThe Atomic Bomb Dome 
Dengan menggunakan trem kuno, perjalanan kami teruskan sampai ke hypocenter atau pusat bom atom ‘little boy’ dijatuhkan pada tanggal 6 Agustus 1945, pukul 08.15 pagi. Kedahsyatan bom atom dengan kekuatannya sejauh 4 kilometer tergambarkan disini. Satu-satunya bangunan yang masih berdiri, Genbaku dome atau Atomic bomb Dome, karya arsitek Cekoslavia Jan Letzel tahun 1914, yang dahulu dikenal sebagai Hiroshima Trade Promotion Hall hanya berjarak 150 meter dari hypocenter. Hiroshima sebetulnya bukan target utama, tapi karena saat itu Hiroshima berudara cerah dan target terlihat jelas, jadilah bom atom dijatuhkan untuk melumpuhkan pusat militer yang ada.

 photo IMG_9435_zps6e91c99a.jpg

Tetapi dilain pihak, di kota ini juga terdapat pusat industri dan pendidikan. Oleh karena itu banyak korban sipil yang berjatuhan, terutama anak-anak sekolah yang baru memulai aktifitas di pagi hari. Dan saat ini, Hiroshima Bom Atom Genbaku Dome menjadi warisan UNESCO World Heritage Site sejak tahun 1996. Setelah melewati Genbaku Dome, perjalanan dilanjutkan dengan menyeberangi Sungai Motoyasu menuju Children Peace Monument. 

 photo IMG_9404_zps0c0a1aa9.jpg

Sungai yang bersih dan jernih ini, sempat mendidih sampai dengan 4000 derajat Celsius saat bom dijatuhkan. Tapi sekarang kawasan sungai menjadi kawasan hijau dan asri seakan-akan tidak mau mengingat lagi masa yang lalu. Di taman yang asri ini, banyak keluarga korban bom atom yang menjadi volunteer untuk perdamaian. Dengan ramah, mereka bertanya asal kami dan kemudian memberikan foto-foto Genbaku Dome saat malam hari dan juga burung kertas lambang perdamaian. Children Peace Monument Monumen ini memaksa saya untuk menitikkan air mata. Monumen ini dibangun sebagai kenangan terhadap anak-anak korban radiasi, terutama untuk seorang anak yang bernama Sadako Sasaki. 

 photo IMG_9407_zps7fffe5c8.jpg

Sadako baru berusia 2 tahun saat bom dijatuhkan di Hiroshima. Rumahnya berjarak 2 kilometer dari tempat bom dijatuhkan. Seluruh kerabat dan tetangga di lingkungannya tewas, tetapi Sadako tidak terluka sedikitpun. Tetapi pada saat usia 10 tahun, Sadako terkena leukemia, yang saat itu dikenal sebagai penyakit bom atom. Menurut legenda di Jepang, jika bisa melipat origami burung kertas sebanyak 1000 buah, keinginannya akan terkabul. Karena ingin kembali bersekolah dan beraktifitas, Sadako melipat origami dalam kesakitannya, tetapi Sadako meninggal dunia ketika burung kertasnya mencapai 644. Kepergian Sadako membuat teman-temannya bersedih dan meneruskan keinginan Sadako untuk melipat burung kertas. Dan ternyata kegiatan melipat burung kertas ini mengilhami seluruh siswa sekolah di Jepang. Hampir 3100 sekolah dari 9 negara mengumpulkan dana untuk membuat Children Peace Monument untung mengenang Sadako dan keinginannya. Di dasar monument terdapat tulisan Dr. Hideki Yukawa, Pemenang Nobel Fisika dari Jepang,”This is our cry, This is our prayer, Peace in the world". Dan monumen ini menjadi pusat peringatan hari perdamaian yang jatuh setiap tanggal 6 Agustus di Jepang. 

Wednesday, June 18, 2014

Fujiko F. Fujio Museum, Doraemon strikes back...

Rasanya udah lama banget nggak sharing photo dan cerita disini. Gara-garanya sih, belum bisa bagi waktu antara ngeblog, urusan rumah karena ditinggal ama asisten yang sedang hamil muda, kantor yang berkurang orang karena beberapa senior yang pensiun. Jadilah diriku ini jadi staff sok sibuk teu puguh tea. Walaupun katanya sibuk kalo urusan ulin sih tetap lancar jaya. Kali ini saya kembali ke negeri matahari terbit...again... iya... beda... bareng rombongan sirkus. Makanya kali ini lebih banyak ke tempat hiburan anak daripada keinginn sendiri hiks...

Karena jadwal ketibaan tepat tengah malam, jadinya kita sempat bermalam di Haneda Airport. Bukan apa-apa, subway sudah tutup tepat jam 12 malam dan transportasi yang ada hanyalah bus dan taxi yang mahal. Terus, resepsionis hostel hanya mau menerima tamu paling malam jam 10.00. Jadinya daripada tidur dipinggir jalan, mending juga tidur di Bandara hehehhehe. Pelajaran pertama kalo bawa anak-anak sebaiknya pake penerbangan malam jadi nggak harus nyari tempat tidur di tengah malam buta. 

 photo IMG_9153_zps690cb837.jpg

Pagi hari setelah menaroh barang di hostel, tanpa mandi kita langsung capcus ke Museum Fujiko F. Fujio.... nggak kenal ya, tapi kalo dibilang Museum Doraemon pasti pada ngeh ...ohhhh itu toh. Pencipta tokoh Doraemon ini mempunyai Museum yang berada di Kawasaki, Tokyo. Perjalanannya hampir 45 menit kalo tanpa nyasar, tapi kalo plus nyasar ya bisa duakali lipatnya.
 photo IMG_9163_zps569faad5.jpg

Di Museum ini terdapat hasil karya awal Doraemon, P-Man, dan tokoh-tokoh anime Jepang lainnya. Selain itu ada teather 3D, tempat bermain, cafe dan souvenir shop. Ada beberapa tempat yang tidak dapat diambil fotonya karena banyak ilustrasi asli yang tersimpan dan menjaga hak ciptanya.

 photo IMG_9164_zps2ff65a05.jpg

Harga tiketnya tidak mahal, hanya 1000Y untuk dewasa dan 500Y untuk anak. Hanya beli tiketnya aja yang agak ribet karena tidak dijual di Museum. Kita harus ke Lawson, toko sejenis 7 eleven untuk membeli tiketnya di mesin Loppi. Nah, daripada saya gambling dan tanggal yang diinginkan tidak ada, saya memutuskan untuk menitip kepada teman saya yang sedang bersekolah di Iwate, Morioka.  Beliau membelikan tiket sesuai dengan tanggal kosong dan mengirimkan via pos ke hostel saya menginap. Jadi saya aman dari bencana tidak dapat tiket.... thank you so much my ticket angel.....

 photo IMG_9169_zps4b2da3c3.jpg

Monday, June 9, 2014

I'm in dan teruskan ya kebaikan ini

I'm participating in the Pay-it-Foward iniciative. The first 5 people who comment in this status with "I'm in" will receive a surprise from me at some point in this calender year - anything from a sweet dessert, a lovely CD, a ticket, a book or a just absolutely any surprise I see fit!. There will be no warning and it will happen when I find something that I believe would suit you and make you happy! These 5 people must make the same offer in their status (Fb, Path, or Twitter, etc.) and distribute their own joy. Simple copy this text onto your profile, (don't share) so we can form a web of connection and kindness. 

Let's do more nice and loving things for each other in 2014, without any reason other than to make each other smile and show that we think of each other. Here's to a more enjoyable, more friendly and love-filled year.

Paragraf ini saya baca pas liat postingannya Mia di blogspot dan tentunya Eijke ikutan dong. Karena semangat ingin berbagi kebahagian dengan semua teman, akhirnya Pay-it-Foward iniciative baru bisa terlaksana sekarang-sekarang deh... maafkan ya....

Seperti kata paragraf diatas....surprisenya bisa bermacam-macam, tergantung saya nih yang nyari surprising thingsnya untuk 5 orang. Hmmmmm apa ya.... lagi di pikir-pikir

Yang jelas 5 orang yang ngasih koment pertama di postingan ini yang berhak mendapatkan sweet surprise ya. Syarat lainnya, domisili di Indonesia supaya ongkirnya cukup hehehheheheh.... Jangan lupa, setelah dinyatakan mendapatkan sweet surprise, posting hal yang sama juga di media sosial yang kalian punya ya, supaya semangat kebaikan akan terus berputar...


Segitu aja dulu ya... hmmmm abis lagi bingung mau postig apa lagi niy...

Salam Manis...


Friday, February 28, 2014

Suatu pagi di Panti Wredha

Kunjungan kali ini membuka mata saya bahwa menjadi tua itu bukan pilihan tetapi sudah pasti menjadi perjalanan tiap orang. Hanya saja dimana kita akan menghabiskan sisa waktu mungkin akan menjadi pilihan setiap orangnya. Saya berkesempatan mendatangi Panti Wredha, sebuah Panti Jompo yang sudah berdiri dari tahun 1950-an. Sebetulnya ini acara dadakan istri-itri karyawan di Kantor, dan saya kebagian kursi untuk ikut serta. Ide pertama sih mau mengunjungi panti asuhan, tapi ternyata sudah terlalu sering mengunjungi rumah yatim piatu. Diambillah kesempatan ke Panti Sosial Tresna Wredha di Jalan Sancang 3, Bandung. Posisinya tepat disebelah Mesjid Muhammadiyah.

  photo P1010216_zpsc6ecf89c.jpg

Tampak luar, bangunan hanya seperti rumah biasa. Tidak menampakkan bahwa penghuninya banyak. Tapi ketika masuk ke dalam, barulah terlihat kamar-kamar seperti layaknya asrama. Panti ini hanya menampung Ibu-Ibu Senior Citizen (istilah kerennya saya). Tidak diperkenankan ada lawan jenis. Dan juga karena ini bersifat swasta bukan milik pemerintah, hanya ibu-ibu yang mempunyai alamat dan keluarga jelas yang ditampung.Katanya sih pernah pihak pemkot menitipkan ibu tua yang ditemukan di pinggir jalan. Karena beda pola kehidupan, justru ibu yang ditemukan ini malah menjadi gangguan ibu-ibu rumahan lainnya. Katanya tiap malam sering menggedor pintu sertiap kamar di panti. Jadinya Ibu-ibu rumahan lainnya terganggu dan jadi kurang tidur. Akhirnya sang ibu liar dikembalikan lagi ke pemkot untuk dirawat.

 photo P1010203_zps36a7135d.jpg

Ternyata selain penghuni rumah jompo yang sudah senior, pengurusnya juga ternyata sudah sepuh-sepuh. Ibu Ketua Panti ternyata juga sudah berusia 85 tahun. Walaupun sudah berusia lanjut, Ibu masih tetap terlihat enerjik dan masih mengerjakan administrasi ringan rumah jompo. O iya, sebelum kita berkunjung, kita berkonsultasi dengan para pengurus, kira-kira oleh-oleh apa yang akan berguna untuk ibu-ibu. Ternyata yang sangat dibutuhkan adalah teh celup, karena jatah satu orang 10 buah perminggu, gula rendah kalori, kecap, susu berkalsium tinggi, beras dan biskuit marie.

 photo P1010215_zpsb864d6a0.jpg

Sejarahnya, Panti ini diresmikan oleh Presiden Pertama RI, Bapak Sukarno. Beliau memberikan rumah untuk menjadi perawatan ibu-ibu lanjut usia yang tinggal sebatang kara. Nama Panti juga beliau yang memberikan. Panti dirurus oleh Yayasan dan bersifat sosial. Selain mendapat dana dari Pemkot, juga dari para donatur.

 photo P1010212_zpsf7aa7837.jpg


 photo P1010211_zpsa4cdc7b8.jpg

Disetiap dinding diberikan tips untuk para ibu. Yang jadi perhatian adalah, ibu-ibu ini tidak boleh jatuh karena bisa berakibat fata. Pernah, ada ibu penghuni yang telah berusia 95 tahun. Beliau bersandar ke pintu yang ternyata tidak terkunci dan jatuh terjerembab. Setelah itu sang ibu kesehatannya menurun sampai akhirnya meninggal. Jadi memang harus dijaga betul masalah jatuh ini.

 photo P1010210_zps18f65412.jpg

Tadinya mau ada eprformance baca puisi dan paduan suara persembahan dari Ibu-ibu. Tapi sayangnya, mood ibu-ibu hari ini sedang tidak baik, jadinya performance gagal deh. Silaturahmi sih tetap berjalan dengan mengunjungi ibu-ibu yang sedang bersantai di depan kamarnya,. Dan diharapakan oleh-oleh yang kita bawa harus sama dan identik, karena sifat-ibu-ibu yang kembali seperti kanak-kanka. Beda sedikait akan menjadi runyam... persis seperti anak-anak balita yang berebutan coklat kalo berbeda akan ngambek....

 photo P1010206_zps4b9bf5e7.jpg

Yang lucunya, setiap penghuni sepertinya sudah mengetahui kebiasaan teman-temannya. Saya menyapa seorang ibu dan menanyakan kabarnya.... eh yang jawab ternyata teman-teman si ibu. Neng, ngomongnya yang keras.... si Ibu itu mah nggak denger harus keras ngomongnya heehehehhehehe....

 photo P1010204_zps73dbb9a1.jpg

Kalo yang ini ruang rawat inap jika ada anggota panti yang perlu intensif perawatan sebelum ke rumah sakit. Ruang sederhana ini merupakan kegiatan kesehatan para penghuni. Ternyata mereka juga punya kartu KITAS lho... persis seperti Balita-Balita di posyandu...

 photo P1010207_zps4c5e006c.jpg

Sedangkan ini merupakan tempat tidur para penghuni. Ada rasa sedih karena bangunan sepertinya perlu di perbaiki. Dindingnya ada yang sudah lapuk...

 photo P1010205_zps3d34cdbb.jpg

Kalo yang ini ruang prakarya. Kebanyakan para ibu menggemari ketrampilan menjahit dan merajut. Dua kegiatan ini sangat baik untuk gerakan motorik tangan. Dan hasil karya ibu-ibu juga dijual untuk uang kas mereka.
 photo P1010208_zps3652ef1f.jpg

 photo P1010202_zpsa65ab91f.jpg

Di ruang tamu yang berfungsi juga ruang administrasi, ada Kang Asep yang mengawal seluruh kegiatan panti. Beliau menjelaskan seluruh kegiatan, dan permasalahan yang ada. Menurut beliau, sekarang banyak juga dari keluarga yang mampu yang menitipkan ibunya ke panti.  Banyak yang memandang bahwa keluarga tega menitipkan anggota keluarganya ke Panti. Tapi ini menjadi suatu pilihan ketika alasan di rumah sudah tidak ada yang merawat dan takut terjadi hal-hal terjadi ketika penghuni rumah sedang beraktifitas di luar.

 photo P1010201_zpsb5fa196b.jpg

Nah, yang ini foto sebagian anggota panti. Melihat foto-foto ini, terbayang raut ibu saya yang sedang bermain dengan cucu-cucunya, sedang mengdengarkan keluh kesah saya.  Ya Allah, semoga saya diberikan kesempatan untuk selalu dekat dengan Ibu-Bapakku di rumah... bukan di tempat ini......

 photo P1010200_zps0a829313.jpg