Wednesday, June 12, 2013

The Angkor Wat: Auntie and Niece Adventure

Hampir setahun yang lalu, saya dan keponakan berencana untuk pergi ke Siem Reap, Cambodia (Kamboja) untuk melihat Angkor Wat Archeology Park. Selama itu juga kita menyusun rencana-rencana dan mencari tiket promo untuk mencapai mimpi kami. Kami sadar bahwa destinasi yang kami pilih bukan hal yang biasa dan banyak hal yang bisa mempengaruhi perjalanan kami. Apalagi kakanda tercinta ingin turut serta yang bisa merubah peta kenikmatan kami berbackpacker. (setengah nolak dengan alasan, nanti kakak ada rapat mendadak dan tiket nggak bisa diremburs... beli mendadak aja). Dan akhirnya tibalah waktu kami untuk bisa menjelajahi Siem Reap dengan destinasi utama ANGKOR WAT....

 photo 016d8b4c-ba21-4dac-bcaf-ac507b593905_zpse2dcf8a6.jpg

Setelah melakukan  riset kecil-kecilan, ternyata untuk mampir ke Angkor Wat haruslah pada saat matahari tidak terlalu terik, karena suhu di Siem Reap biasanya mencapai lebih dari 30 derajat celsius. Lalu kami memutuskan untuk tidak memakai guide karena tarifnya yang tidak bersahabat dengan kantong kami, USD20 plus USD5 jika ingin mendapatkan sunrise atau sunset. Tiket masuk Angkor Wat dipatok USD 20 untuk sehari dan USD 40 untuk 3 hari. Plus tuk-tuk seharian USD14. Perbekalan kami pun sangatlah komplit, mulai dari payung, topi, kacamata hitam sampai kantong air minum untuk menghemat pengeluaran. Karena disana menggunakan USD, harga-harga akan lebih mahal dan kita nggak rela membuang uang hanya untuk air minum saja (apalagi bayar guide dengan Bahasa Inggris yang susah dicerna mending baca wikitravel hehehhehehehhe)

Tiket masuk ke Angkor Wat dilengkapi foto diri untuk mencegah pemalsuan, percaloan dan penggunaan tiket orang lain. Antrian pembelian tiket lumayan agak panjang, jadi kita putuskan untuk beli tiket sehari sebelumnya. Setiap memasuk komplek Angkor Wat, tiket akan diperiksa dan muka kita akan dicocokan sesuai dengan foto yang ada di tiket. (tiket saya dilengkapi dengan foto ekspresi kaget liat harga hehehehhehe)

 photo 13e4e8b6-4632-40df-a6de-a147484313d0_zpsbdae8876.jpg

Perjalanan menuju Angkor Wat dimulai jam 5 pagi untuk berburu matahari terbit. Banyak sekali turis yang mengejar momen ini yang menjadikan suasana sangat ramai. Bak paparazzi pencari momen istimewa, mereka berebut posisi PW. Seru sih rebutan dengan mereka, apalagi pas matahari muncul, langsung deh bunyi kamera membahana plus lampu kilat berlomba-lomba menangkap momen. Hihihihihi kenapa juga pake lampu kilat, kan nggak nyampe juga ke objeknya :P
 photo 6f471e20-1db5-4547-acf7-d5ebffd8ff6f_zpsf2869897.jpg

Setelah jeprat-jepret memotret kemunculan matahari, akhirnya saya bisa mendapatkan foto yang menurut saya bagus. Maklum, ini kali pertama saya memakai Canon Eos M dengan lensa tele pinjaman dari suami tercinta (saya bukan pecinta lensa tele dan tidak tertarik untuk mengenalnya). Jadi jangan ditanya saya pake setting apa ya, saya hanya trial and error untuk bisa mendapatkan foto ini.
 photo 1388feba-9b23-45d5-a712-db71f445e764_zps6c9ab567.jpg

Angkor Wat adalah candi  hindu, berbeda dengan Borobudur yang merupakan candi budha. Menghadap ke barat untuk penyembahan Dewa Shiwa dengan lima puncak yang melambangkan Gunung Meru. Dibangun oleh Raja Suryawarman II tahun 1112-1152. Komplek candi terbesar dengan luas hampir 40km dan menggunakan banyak sekali batu dalam pembuatannya.

 photo cd79763c-5513-429f-add7-2fd426c6b2fa_zps78bc2f02.jpg

Memasuki komplek Angkor Wat, terdapat perpustakaan dan bangunan-bangunan pendukung kegiatan lainnya. Dikarenan pintu utama sedang dalam tahap restorasi, pintu samping kiri yang digunakan untuk memasukinya. Seluruh tangga kayu dibuat di komplek ini karena tangga batu yang ada kurang memadai untuk para pengunjung menjelajah.

 photo e1e6034b-00c9-499f-bb43-bf9373fcf2da_zps4b15740b.jpg

Seluruh dinding Angkor Wat dihiasi oleh pahatan halus para artis dijamannya. Di pintu utama, pahatan bercerita tentang perang Barata Yudha dengan detail yang sangat menakjubkan. Dibuat batasan karena jika terlalu sering disentuh, pahatan akan berkurang detail dan timbulnya. Disetiap pilar terdapat ukuran orang bermeditasi....



Memasuki candi ini, membuat saya takjub. Apalagi matahari pagi mulai menyinari bagian dalam candi dengan sinar keemasannya. Ada rasa damai tersendiri yang saya rasakan. Kebayang ya, para penghuni candi ini jaman dulu... pasti sibuk menyiapkan segala sesuatu...

 photo IMG_7370_zps3ea487b3.jpg


 photo IMG_7372_zps2cb16f73.jpg

Dinding bagian dalam dipenuhi dengan pahatan Apsara (bahasa sansekerta, hapsari dalam bahasa Indonesia yang artinya bidadari). Karena bidadari, terbayang Luna Maya jatuh dari langit dalam iklan pengharum badan pria. Tapi ternyata kecantikan bidadari jaman dulu berbeda. Cantik saat itu adalah seperti pahatan yang ada dan yang terpenting adalah "subur" untuk melanjutkan keturunan.

 photo IMG_7375_zps78b37f25.jpg


 photo IMG_7376_zps25e2d056.jpg

Lantai tertinggi yang melambangkan lima puncak Gunung Meru. Tangga batu dengan anak tangga yang kecil kurang dari ukuran 40....Kalo kakinya raksasa, naeknya miring aja  :))

 photo IMG_7380_zps291f52e8.jpg

Keponakanku Eva, masih takjub melihat keindahan Angkor Wat, sambil berpikir jaman dulu raja ngapain aja ya. Buat Candinya gimana, dibuat dulu terus dipahat, atau batunya dipahat terus disusun? 

 photo IMG_7382_zpscfef04f1.jpg

Puzzle yang belum terselesaikan. Masih banyak batu-batu bernomor menanti di restorasi. Bagaikan menyusun puzzle dengan ribuan keping yang berserakan plus hilang. 

 photo IMG_7384_zps43d5b9b4.jpg

Dari dalam Angkor Wat, sangat menyenangkan membuat foto dengan framing jendela-jendela yang ada. Apalagi langit biru bersih yang menambah indah pagi hari. 



 photo IMG_7387_zps610aa369.jpg


 photo 17af3435-4831-4817-b631-0d6856227881_zps5f88fe50.jpg

Menikmati teras-teras yang ada di lantai bawah dan menemukan ruang bergema (echo chamber). Di ruangan ini, badan kita menempel ke dinding dan pukul dada sampai terdengar gema yang sangat besar. Katanya dengan memukul tujuh kali untuk mendapatkan kedamaian. Hmmmm hati-hati disini, ada bapak-bapak tua yang dengan baiknya menerangkan tapi sesudahnya akan meminta uang karena informasi yang diberikan. Sedangkan di tempat lain, disarankan untuk tidak menerima apapun, sekali memegang, harus merelakan uang keluar ke mangkok yang mereka sediakan. Biasanya sih mereka ngasih dupa dan ngajarin menghormati arca....

 photo IMG_7389_zps860fcb20.jpg



 photo IMG_7396_zps9b51a0d8.jpg

Pintu Utara (Ta Leuk)

 photo IMG_7401_zpsaeac1879.jpg


Entah zat apa yang bisa membuat sang batu memerah....

 photo IMG_7421_zps4659aaa6.jpg


 photo IMG_7422_zps33ac8a7c.jpg



 photo IMG_7416_zpsa7ea4fec.jpg


 photo IMG_7438_zpsfbb60571.jpg


 photo IMG_7430_zps8f1e1cf0.jpg


Beberapa pendeta bersantai di kolam pintu masuk Angkor Wat. Diudara panas sangat menyenangkan duduk ditepi kolam dengan tiupan angin dan dipayungi pohon yang rindang.  

 photo IMG_7439_zps8383ce8e.jpg

Perjalanan kami tidak berhenti sampai disini, masih banyak lagi candi yang harus dikelilingi dan cita-cita untuk membuat foto seperti film Lara Croft, The Tomb Rider.....

28 comments:

  1. wuuuaah...foto2nya keren Nit.., bikin makin pengen aja...
    penasaran banget ke sini, apalagi katanya luas wat ditambah yg masih terpendam menurut satelit sih lebih gede daripada New York...,
    tiga hari menjelajah mah kurang kalau gitu ya...

    btw, kakak belum ke sini ya ? janjian ah..., he..he...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita nggak cerita-cerita sih ya, kalo nggak bisa lebih seru lagi berangkat bertiga. Kakak tadinya mau ikut, cuman kita berdua protes...sudah terbayang berbeda kesukaan. Boleh tuh janjian pergi bareng atau dengan Kak Juli aja. Kalo lagi promo tiketnya nggak terlalu mahal dan biaya hidup disana juga nggak semahal di Jakarta kok

      Delete
  2. *Masih berpikir bagaimana mereka memotong batu dan menyusunnya sampai seperti itu... hmmmm
    oiya Bund, saya pernah nonton dokumenter ttg Angkor Wat, iya katanya luasnya itu Masya Allah nyaingin kota2 metropolitan sekarang, ditambah saluran-saluran airnya yang unik, plus semua batu sepanjang saluran airnya juga... diukir halus :O
    Foto-fotonya mantep Bund! ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita sempet naik ke bukit dan melihat sistem irigasi mereka (postingan mendatang ya). Nggak terbayang peradaban mereka pada jaman dahulu sudah sangat modern dan sampai ke nusantara juga. Kalo ngikutin sejarahnya, ternyata Bangsa Khmer merupakan salah satu bangsa yang hebat....

      Delete
  3. Cantik cantik mbak fotonya,
    aku ke sana awal tahun ini juga pintu utamanya masih renovasi,
    jadi gak dapet foto depan yang oke @.@

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata lama juga untuk merenovasinya ya Una... nggak kebayang dulu ngebangunnya gimana, apalagi pake gonta-ganti agama dari hindu ke budha, kan pasti gonta-ganti gaya juga

      Delete
    2. Sepertinya digabung Mba, seperti yang ada di tanah jawa. (sok tahu aku ya !) ha,,,x9

      Salam wisata

      Delete
  4. Huaaaah, foto-fotonya keren, seperti fotografer profesional.
    Pengen ke kamboja juga, lagi nabung nih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Kak Juli.... ayo Kak mampir ke sana, tuh Kak Monda juga pengen katanya... gabung aja. Lirik-lirik airasia dan tigerairways kak, kalo promo nggak terlalu nyekek leher kok...

      Delete
  5. Waduh, bagus banget yah... Ikutan bertanya2 bagaimana caranya nyusun itu batu?
    Semoga suatu waktu bisa ke sana... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo Mbak, diniatkan pasti nyampe..... hehehehhe ini baru satu candi aja, belum candi yang lain. Kebayang, ngambil batunya dimana ya segitu banyaknya....?

      Delete
  6. Perjalanan yang menyenangkan...:)

    ReplyDelete
  7. kalau Pascal aku kasih lihat postingan ini pasti komennya tentang angkor wat yang ada di gamenya dia hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo aku pas liat Bayon langsung teringat Zuma? Banyak game terinsirasi dari sini tampaknya.

      Delete
  8. Indah sekali, Candi merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sangat eksotis, penuh seni dan menjadi cerita indah. Foto-fotonya keren.

    Salam
    Astin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Borobudur dan Angkor Wat ternyata masih bersaudaraan. Maklum Raja Suryawarman dan marga-marga Warman lainnya masih bersaudara

      Delete
  9. boleh nanya gak mbak,
    selama di sana akomodasi total untuk 1 orang habis berapa ya mbak, barangkali nanti punya rencana ke sana
    terus dari bandara ke Angkor Wat, adakah bus atau transportasi khas backpacker yang murah meriah mbak???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya nginep di hotel yang middle... Semalam usd 15 untuk berdua dg fasilitas kamar mandi dalam, ac, akses tak terbatas untuk teh, kopi, buah, mandi air hangat, dan penjemputan gratis dari bandara. Banyak yang lebih murah tapi karena dengan keponakan saya milih yg agak mahalan

      Delete
    2. jikalau boleh tahu untuk mencari hotel dan sebagainya bagaimana ya mbak,
      Untuk perjalanan ke Angkor Wat sendiri bagaimana dari hotel mbak

      Delete
    3. saya menggunakan oom google dalam pencarian hotel hehehhehe. Saya nginep di Golden Temple Villa dengan lokasi di pusat keramaian, jadi bisa kemana-mana dengan dekat. Sedangkan untuk tour angkor wat saya menyewa tuk-tuk (sejenis delman ditarik motor honda) yang disediakan oleh hotel. Tuk-tuk akan menanti kita seharian sampai kita selesai keliling hotel. Karena menyewa dari shubuh, jadinya tambah 3USD dan ongkos keliling seharian 11USD. Sedangkan untuk keliling kota saya menggunakan sepeda sewa 1USD/ seharian. Jalannya rata dan gampang diingatnya karena menggunakan sistem blok

      Delete
  10. Mantap nih lokasi untuk backpakeran ke sana, unik dan klasik. Apalagi dengan suasana view mataharinya.

    Salam wisata

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mas, suasananya asik, tenang cuman harus pandai milih waktu supaya nggak kepanasan hehehheheh

      Delete
  11. Candinya besar sekali ya, sepertinya lebih besar dari candi Borobudur ya mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini baru satu candi Mbak, masih ada candi-candi lainnya. Pokoknya ampyunnnn gempor ngelilingi komplek Angkor Wat...

      Delete
  12. Saya suka foto Dawn at Angkor Wat-nya, eksotis sekali ^__^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga surprise ketika lihat hasilnya, ternyata memang tempatnya yang cantik bukan tukang fotonya yang pinter hehehheh. Sayangnya pas maghrib kurang sukses Mak, kebanyakan awan, jadi nggak dapet warna-warni semburat mataharinya

      Delete
  13. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete