Akhirnya kita kembali ke Malang dan menghabiskan waktu disana. Setelah keliling-keliling, saya berkesimpulan bahwa jalanan di kota ini sangat mirip dengan jalan-jalan di Bandung yang lengkap dengan rumah-rumah tua artdeco hasil design arsitek Belanda. Terutama Kathedral/ Gereja yang saya liat mirip dengan Kathedral Sato Yusup yang ada di Jl. Jawa Bandung.
Nah, kita nyobain Restaurant Oen yuk, katanya sih mirip-mirip dengan Toko Sumber Hidangan, Jl. Braga Bandung.
Belum afdol kalo jalan-jalan belum liat pantai. Kita besuk Pantai Bajul Mati dan melihat Pulau Sempu dari kejauhan. Keliatan jalannya jarang dilewati karena rumput sampai tumbuh subur melewati jalan.
Saking besarnya ombak, kita nggak berani mandi dan memang ada larangan untuk mandi di pantai. Jadi cuman liat dan menikmati suara deburan ombak...
pantainya terlihat sepi ya mbak
ReplyDeleteiya, ombaknya yang besar jadi nggak ada yang berani mendekati air. Banyaknya yang santai duduk-duduk pinggir pantai sambil bakar ikan dan minum kelapa muda.
Deletewah serasa di eropa yah....
ReplyDeletebanyak heritage peninggalan Belanda, hampir sama dengan Bandung Kang sebelum diacak-acak ama factory outlet hehehhehe
Deletewow.. seperti masuk ke mesin waktu dan mendarat di masa lampau :D
ReplyDeletesuasananya heritage banget ya... terbayang pake sepeda onthel plus baju noni belanda hehehhehehe
DeleteMalang kalau ndak salah memang lanskap kotanya dirancang khusus oleh arsitek Belanda itu, sejak awal tata kotanya sudah dipersiapkan ..
ReplyDeletepernah baca di blognya salah seorang teman
Keren ya di Malang ada toko kedai dengan makanan ala eropa, namun bahan pembuatannya dari Indonesia, apalagi melihat tulisan bahasa Jerman tuh ya Mba ? He,,,,x9 Mantap dan klasik.
ReplyDeleteSalam wisata
Itu mah bahasa belanda atuh. Kan udah jelas-jelas itu restoran ala belanda.
ReplyDelete