Hampir setahun yang lalu, saya dan keponakan berencana untuk pergi ke Siem Reap, Cambodia (Kamboja) untuk melihat Angkor Wat Archeology Park. Selama itu juga kita menyusun rencana-rencana dan mencari tiket promo untuk mencapai mimpi kami. Kami sadar bahwa destinasi yang kami pilih bukan hal yang biasa dan banyak hal yang bisa mempengaruhi perjalanan kami. Apalagi kakanda tercinta ingin turut serta yang bisa merubah peta kenikmatan kami berbackpacker. (setengah nolak dengan alasan, nanti kakak ada rapat mendadak dan tiket nggak bisa diremburs... beli mendadak aja). Dan akhirnya tibalah waktu kami untuk bisa menjelajahi Siem Reap dengan destinasi utama ANGKOR WAT....
Setelah melakukan riset kecil-kecilan, ternyata untuk mampir ke Angkor Wat haruslah pada saat matahari tidak terlalu terik, karena suhu di Siem Reap biasanya mencapai lebih dari 30 derajat celsius. Lalu kami memutuskan untuk tidak memakai guide karena tarifnya yang tidak bersahabat dengan kantong kami, USD20 plus USD5 jika ingin mendapatkan sunrise atau sunset. Tiket masuk Angkor Wat dipatok USD 20 untuk sehari dan USD 40 untuk 3 hari. Plus tuk-tuk seharian USD14. Perbekalan kami pun sangatlah komplit, mulai dari payung, topi, kacamata hitam sampai kantong air minum untuk menghemat pengeluaran. Karena disana menggunakan USD, harga-harga akan lebih mahal dan kita nggak rela membuang uang hanya untuk air minum saja (apalagi bayar guide dengan Bahasa Inggris yang susah dicerna mending baca wikitravel hehehhehehehhe)
Tiket masuk ke Angkor Wat dilengkapi foto diri untuk mencegah pemalsuan, percaloan dan penggunaan tiket orang lain. Antrian pembelian tiket lumayan agak panjang, jadi kita putuskan untuk beli tiket sehari sebelumnya. Setiap memasuk komplek Angkor Wat, tiket akan diperiksa dan muka kita akan dicocokan sesuai dengan foto yang ada di tiket. (tiket saya dilengkapi dengan foto ekspresi kaget liat harga hehehehhehe)
Perjalanan menuju Angkor Wat dimulai jam 5 pagi untuk berburu matahari terbit. Banyak sekali turis yang mengejar momen ini yang menjadikan suasana sangat ramai. Bak paparazzi pencari momen istimewa, mereka berebut posisi PW. Seru sih rebutan dengan mereka, apalagi pas matahari muncul, langsung deh bunyi kamera membahana plus lampu kilat berlomba-lomba menangkap momen. Hihihihihi kenapa juga pake lampu kilat, kan nggak nyampe juga ke objeknya :P
Setelah jeprat-jepret memotret kemunculan matahari, akhirnya saya bisa mendapatkan foto yang menurut saya bagus. Maklum, ini kali pertama saya memakai Canon Eos M dengan lensa tele pinjaman dari suami tercinta (saya bukan pecinta lensa tele dan tidak tertarik untuk mengenalnya). Jadi jangan ditanya saya pake setting apa ya, saya hanya trial and error untuk bisa mendapatkan foto ini.
Angkor Wat adalah candi hindu, berbeda dengan Borobudur yang merupakan candi budha. Menghadap ke barat untuk penyembahan Dewa Shiwa dengan lima puncak yang melambangkan Gunung Meru. Dibangun oleh Raja Suryawarman II tahun 1112-1152. Komplek candi terbesar dengan luas hampir 40km dan menggunakan banyak sekali batu dalam pembuatannya.
Memasuki komplek Angkor Wat, terdapat perpustakaan dan bangunan-bangunan pendukung kegiatan lainnya. Dikarenan pintu utama sedang dalam tahap restorasi, pintu samping kiri yang digunakan untuk memasukinya. Seluruh tangga kayu dibuat di komplek ini karena tangga batu yang ada kurang memadai untuk para pengunjung menjelajah.
Seluruh dinding Angkor Wat dihiasi oleh pahatan halus para artis dijamannya. Di pintu utama, pahatan bercerita tentang perang Barata Yudha dengan detail yang sangat menakjubkan. Dibuat batasan karena jika terlalu sering disentuh, pahatan akan berkurang detail dan timbulnya. Disetiap pilar terdapat ukuran orang bermeditasi....
Memasuki candi ini, membuat saya takjub. Apalagi matahari pagi mulai menyinari bagian dalam candi dengan sinar keemasannya. Ada rasa damai tersendiri yang saya rasakan. Kebayang ya, para penghuni candi ini jaman dulu... pasti sibuk menyiapkan segala sesuatu...
Dinding bagian dalam dipenuhi dengan pahatan Apsara (bahasa sansekerta, hapsari dalam bahasa Indonesia yang artinya bidadari). Karena bidadari, terbayang Luna Maya jatuh dari langit dalam iklan pengharum badan pria. Tapi ternyata kecantikan bidadari jaman dulu berbeda. Cantik saat itu adalah seperti pahatan yang ada dan yang terpenting adalah "subur" untuk melanjutkan keturunan.
Lantai tertinggi yang melambangkan lima puncak Gunung Meru. Tangga batu dengan anak tangga yang kecil kurang dari ukuran 40....Kalo kakinya raksasa, naeknya miring aja :))
Keponakanku Eva, masih takjub melihat keindahan Angkor Wat, sambil berpikir jaman dulu raja ngapain aja ya. Buat Candinya gimana, dibuat dulu terus dipahat, atau batunya dipahat terus disusun?
Puzzle yang belum terselesaikan. Masih banyak batu-batu bernomor menanti di restorasi. Bagaikan menyusun puzzle dengan ribuan keping yang berserakan plus hilang.
Dari dalam Angkor Wat, sangat menyenangkan membuat foto dengan framing jendela-jendela yang ada. Apalagi langit biru bersih yang menambah indah pagi hari.
Menikmati teras-teras yang ada di lantai bawah dan menemukan ruang bergema (echo chamber). Di ruangan ini, badan kita menempel ke dinding dan pukul dada sampai terdengar gema yang sangat besar. Katanya dengan memukul tujuh kali untuk mendapatkan kedamaian. Hmmmm hati-hati disini, ada bapak-bapak tua yang dengan baiknya menerangkan tapi sesudahnya akan meminta uang karena informasi yang diberikan. Sedangkan di tempat lain, disarankan untuk tidak menerima apapun, sekali memegang, harus merelakan uang keluar ke mangkok yang mereka sediakan. Biasanya sih mereka ngasih dupa dan ngajarin menghormati arca....
Pintu Utara (Ta Leuk)
Entah zat apa yang bisa membuat sang batu memerah....
Beberapa pendeta bersantai di kolam pintu masuk Angkor Wat. Diudara panas sangat menyenangkan duduk ditepi kolam dengan tiupan angin dan dipayungi pohon yang rindang.
Perjalanan kami tidak berhenti sampai disini, masih banyak lagi candi yang harus dikelilingi dan cita-cita untuk membuat foto seperti film Lara Croft, The Tomb Rider.....
wuuuaah...foto2nya keren Nit.., bikin makin pengen aja...
ReplyDeletepenasaran banget ke sini, apalagi katanya luas wat ditambah yg masih terpendam menurut satelit sih lebih gede daripada New York...,
tiga hari menjelajah mah kurang kalau gitu ya...
btw, kakak belum ke sini ya ? janjian ah..., he..he...
Kita nggak cerita-cerita sih ya, kalo nggak bisa lebih seru lagi berangkat bertiga. Kakak tadinya mau ikut, cuman kita berdua protes...sudah terbayang berbeda kesukaan. Boleh tuh janjian pergi bareng atau dengan Kak Juli aja. Kalo lagi promo tiketnya nggak terlalu mahal dan biaya hidup disana juga nggak semahal di Jakarta kok
Delete*Masih berpikir bagaimana mereka memotong batu dan menyusunnya sampai seperti itu... hmmmm
ReplyDeleteoiya Bund, saya pernah nonton dokumenter ttg Angkor Wat, iya katanya luasnya itu Masya Allah nyaingin kota2 metropolitan sekarang, ditambah saluran-saluran airnya yang unik, plus semua batu sepanjang saluran airnya juga... diukir halus :O
Foto-fotonya mantep Bund! ^_^
Kita sempet naik ke bukit dan melihat sistem irigasi mereka (postingan mendatang ya). Nggak terbayang peradaban mereka pada jaman dahulu sudah sangat modern dan sampai ke nusantara juga. Kalo ngikutin sejarahnya, ternyata Bangsa Khmer merupakan salah satu bangsa yang hebat....
DeleteCantik cantik mbak fotonya,
ReplyDeleteaku ke sana awal tahun ini juga pintu utamanya masih renovasi,
jadi gak dapet foto depan yang oke @.@
Ternyata lama juga untuk merenovasinya ya Una... nggak kebayang dulu ngebangunnya gimana, apalagi pake gonta-ganti agama dari hindu ke budha, kan pasti gonta-ganti gaya juga
DeleteSepertinya digabung Mba, seperti yang ada di tanah jawa. (sok tahu aku ya !) ha,,,x9
DeleteSalam wisata
Huaaaah, foto-fotonya keren, seperti fotografer profesional.
ReplyDeletePengen ke kamboja juga, lagi nabung nih :)
Makasih Kak Juli.... ayo Kak mampir ke sana, tuh Kak Monda juga pengen katanya... gabung aja. Lirik-lirik airasia dan tigerairways kak, kalo promo nggak terlalu nyekek leher kok...
DeleteWaduh, bagus banget yah... Ikutan bertanya2 bagaimana caranya nyusun itu batu?
ReplyDeleteSemoga suatu waktu bisa ke sana... :)
Ayo Mbak, diniatkan pasti nyampe..... hehehehhe ini baru satu candi aja, belum candi yang lain. Kebayang, ngambil batunya dimana ya segitu banyaknya....?
DeletePerjalanan yang menyenangkan...:)
ReplyDeleteTapi panasnya minta ampyunnnnnnnnn hehehehhe
Deletekalau Pascal aku kasih lihat postingan ini pasti komennya tentang angkor wat yang ada di gamenya dia hehehe
ReplyDeleteKalo aku pas liat Bayon langsung teringat Zuma? Banyak game terinsirasi dari sini tampaknya.
DeleteIndah sekali, Candi merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sangat eksotis, penuh seni dan menjadi cerita indah. Foto-fotonya keren.
ReplyDeleteSalam
Astin
Borobudur dan Angkor Wat ternyata masih bersaudaraan. Maklum Raja Suryawarman dan marga-marga Warman lainnya masih bersaudara
Deleteboleh nanya gak mbak,
ReplyDeleteselama di sana akomodasi total untuk 1 orang habis berapa ya mbak, barangkali nanti punya rencana ke sana
terus dari bandara ke Angkor Wat, adakah bus atau transportasi khas backpacker yang murah meriah mbak???
Saya nginep di hotel yang middle... Semalam usd 15 untuk berdua dg fasilitas kamar mandi dalam, ac, akses tak terbatas untuk teh, kopi, buah, mandi air hangat, dan penjemputan gratis dari bandara. Banyak yang lebih murah tapi karena dengan keponakan saya milih yg agak mahalan
Deletejikalau boleh tahu untuk mencari hotel dan sebagainya bagaimana ya mbak,
DeleteUntuk perjalanan ke Angkor Wat sendiri bagaimana dari hotel mbak
saya menggunakan oom google dalam pencarian hotel hehehhehe. Saya nginep di Golden Temple Villa dengan lokasi di pusat keramaian, jadi bisa kemana-mana dengan dekat. Sedangkan untuk tour angkor wat saya menyewa tuk-tuk (sejenis delman ditarik motor honda) yang disediakan oleh hotel. Tuk-tuk akan menanti kita seharian sampai kita selesai keliling hotel. Karena menyewa dari shubuh, jadinya tambah 3USD dan ongkos keliling seharian 11USD. Sedangkan untuk keliling kota saya menggunakan sepeda sewa 1USD/ seharian. Jalannya rata dan gampang diingatnya karena menggunakan sistem blok
DeleteMantap nih lokasi untuk backpakeran ke sana, unik dan klasik. Apalagi dengan suasana view mataharinya.
ReplyDeleteSalam wisata
Betul Mas, suasananya asik, tenang cuman harus pandai milih waktu supaya nggak kepanasan hehehheheh
DeleteCandinya besar sekali ya, sepertinya lebih besar dari candi Borobudur ya mba?
ReplyDeleteIni baru satu candi Mbak, masih ada candi-candi lainnya. Pokoknya ampyunnnn gempor ngelilingi komplek Angkor Wat...
DeleteSaya suka foto Dawn at Angkor Wat-nya, eksotis sekali ^__^
ReplyDeleteSaya juga surprise ketika lihat hasilnya, ternyata memang tempatnya yang cantik bukan tukang fotonya yang pinter hehehheh. Sayangnya pas maghrib kurang sukses Mak, kebanyakan awan, jadi nggak dapet warna-warni semburat mataharinya
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete