Selepas mengunjungi Angkor Wat, saya melanjutkan perjalanan ke Angkor Thom dan Bayon. Walaupun jam belum menyentuh angka 10, tetapi panas terik matahari sudah mulai tak kompromi dan keringat yang bercucuran sudah mulai aksinya. Kami menggunakan tuk-tuk carteran untuk mencapainya. Sebelum memasuki Angkor Thom, Sara, pengemudi tuk-tuk mengingatkan bahwa kami harus turun sebelum gerbang dan berjalan kaki masuk untuk melanjutkan perjalanan ke Bayon.
Jembatan menuju Angkor Thom mempunyai patung-patung dikiri-kanan jalan. Diantaranya kita bisa melihat danau atau mungkin sistem irigasi yang mengitari kota Angkor Thom. Sebelum bisa masuk kedalam gapura, seluruh wisatawan turun dari kendaraan untuk mengambil foto-foto gapura yang sangat megah ini. Karena kecil, jadi diatur sehingga ada sedikit antrian kendaraan dan wisatawan. He..he..he...he untung nggak pada kreatif jadi polisi cepek deh...
Kalo diperhatiin ada beberapa patung dengan muka yang masih mulus, bersih, lebih detail dan lebih terang. Itu dikarenakan adanya jasa salon facial wajah dan operasi bedah batu (kalo manusia bedah plastik ya) heheheheh bukan deng, itu karena beberapa bagian patung sudah lapuk dimakan alam dan waktu jadi direstorasi lagi sesuai seperti jaman dahulu kala saat Angkorian masih berjaya.
Akhirnya kita sampe juga di Bayon, letaknya bersebelahan dengan Phnom Bangkeng yang masih dalam restorasi. Jadi hanya dilihat saja tidak di mampiri. Setelah melakukan perjanjian penjemputan dengan Sara, kita mulai deh mengeksplore Bayon.
Apsara selalu menemani dimana-mana. Btw, saya baru tau kalo apsara itu dalam Bahasa Indonesia adalah hapsari yang artinya adalah bidadari. Kelasnya begitu tinggi ya untuk Bangsa Angkor, di candi-candinya selalu diabadikan.
Bayon adalah Candi Budha yang dibangun pada masa RajaSuryawarman ke VII. Di lantai bawah, ada beberapa kamar dan ruangan, tapi di lantai atas penuh dengan tower dengan pahatan Raja Suryawarman VII menghadap empat penjuru mata angin dan banyaknya 216 buah. Hehehehehe sejauh mata memandang,
hanya ada wajahmu deh....
Kata keponakanku, kalo berkuasa dan kaya pastinya narsisnya juga tinggi. Kebayangkan tower dengan empat sisi muka sang raja... sang penduduk setiap saat bisa menatap wajahnya... oooh the smiling king hehehehhehehhe. Kalo Rajanya tukang marah apa muka cemberut yang dipahat ya?
Foto dibawah adalah hasil nyuri-nyuri, soalnya ada agen yang menawarkan pemotretan dengan Mbak-mbak berkostum penari apsara dengna membayar beberapa dollar. Modus baru selain menawarkan dupa, kita terima, diajarkan berdoa kepada budha....tada.... jangan lupa dollar harus mengalir ke tangan si orang tersebut.
Kita sempet berteori disini. Kalo saat itu sudah musim printing yang segede gaban seperti sekarang sepertinya nggak ada tower bayon dengan pahatan sang raja. Pastinya baliho menghiasi seperti saat kampanye.
Kalo yang ini sih gara-gara keponakanku yang ribut. Bujing, liat sepatunya...nggak pegel apa naek keatas sini pake sepatu itu. Kita yang pake kets aja udah ampun-ampunan. Apalagi motif macannya yang sangat aduhai...plus baju shocking pink....ahhhhh makin kalah gaya aja deh aku... Tapi gaya seperti ini acceptable kok, yang nggak boleh itu kalo pake celana pendek diatas lutut dan tanktop...karena tempat suci jadi diharapkan turis pun menghormati menggunakan pakaian yang sesuai....
banyak patung ya mbak disana
ReplyDeleteuntuk candi yang ini memang narsis sekali. lantai atas full patung Raja Suryawarman VII.... sampe cape liatnya
Deletewah... cantik ya. Sepertinya terawat ya Kak. Tidak seperti Borobudur yang sering terkena tangan-tangan jahil. T.T
ReplyDeletemungkin karena dikelola oleh UNESCO jadinya tempat lebih terawat, pokoknya susah deh nyari bungkus chiki disini....
DeleteFoto-fotonya keren banget! :O
ReplyDeleteTerimakasih Mbak... masih belajar terus hehehhehehe maklum saya pemalas
Deletehe..he.. Nit..dapat aja gaya si ibu pink...salah kostum atau dia emang jago banget banget pakai high heelsnya
ReplyDeleteIni hasil laporan jeli Eva Kak, dia terpana melihat penampilan sang ibu Pink
DeleteIni BW dari blognya Bu Monda. . :)
ReplyDeleteKagum, gak mebosankan tempat ini, lha wong pada senyum gitu. . :)
Terimakasih Mbak Idah untuk kehadirannya.... Happy and smile selalu
Deleteindahnya tempatnya...
ReplyDelete