Friday, June 28, 2013

Blog Review, Review sang Adik terhadap Blog Kakak

Ketika bulan lalu sang komandan mengumumkan adanya kontes blog review saya hanya bisa memandang monitor saja, siapa ya yang mau ber"duel" dengan saya. Walhasil hanya menyimak saja karena saya juga warga baru dan belum berani untuk unjuk gigi di Blog Camp tercinta ini. Tetapi, keberanian saya muncul ketika ada inbox yang mengajak untuk ikut kontes blog review saling berhadapan ini dari Ibu Dokter Gigi yang tiada lain dan tiada bukan kakak sendiri, Kakak Monda Siregar.  Pinangan pun langsung disambut, karena lucu juga kalo yang saling mereview itu kakak beradik atau adik berkakak. Karena sang kakak mempunyai beberapa blog, dan salah satunya sudah diriview oleh sang Komandan, akhirnya sang adik meriview blog Kak Monda dengan judul Berbagi Kisahku




Saya tidak akan secara teknis membahas blog berbagi kisahku ini karena aku nggak bisa dan sudah direview oleh Pakdhe. Hanya mungkin secara tampilan, aku suka banget dengan  tampilan blognya yang sangat Indonesia, simple dan mudah dimengerti oleh blogger baru seperti aku ini. Foto siluet pemilik blog dan rumah gadang menjadi penanda yang sangat kerennnnnn. Selain itu Kak Monda juga menyediakan kolom khusus untuk pencarian arsip tulisan sehingga menemukan judul arsip lama sangat mudah.

Saya menemukan blog Kak Monda pun lewat blogwalking ke blognya karena foto weekly challangenya, karena kita sudah lama sekali tidak bertemu. Yang saya tahu ternyata Kak Monda itu sangat eksis dalam dunia nge-blog, ini ditandai dengan banyak kontes-kontes dan event-event yang diikuti dan banyaknya komen-komen dalam setiap postingan yang bikin sirik sang adik. Sepertinya postingan Kak Monda selalu ditunggu kehadirannya oleh para blogger. Hiks, itulah bedanya Siregar senior dan junior....

Kakak Monda ternyata senang berbagi kisahnya lewat tulisan-tulisan dan foto-foto dibandingkan dengan lisan. Terlihat dengan banyaknya postingan berupa foto-foto yang sangat bercerita. Kebhinekaan Indonesia rupanya sangat menjadi perhatian dari Kakak tersayang ini, lihat saja postingan yang didominasi dari kekayaan alam budaya indonesia mulai dari hasil dapur, hasil kerajinan, sampai dengan hasil karya alam yang indah ditampilkan dalam blog ini.


Untuk foto sepertinya Kak Monda Rajin mengikuti weekly challenge, dan bebrapa kontes foto lainnya.Kalo cerita tentang foto, saya suka sekali bahasan tentang fotografer keliling di tanah lot. Karena kadang kita memandang sebelah mata kepada para pelaku profesi ini dan menganggap remeh hasilnya. Ternyata dengan kemajuan teknologi pun, mereka sudah sangat siap memberikan servis terbaik dengan mempunyai printer portable. Canggih deh....

Selain itu, dengan blog ini saya menemukan sisi romantis dari pemiliknya. Ada beberapa puisi dan lagu. Yang mencuri perhatian saya adalah posting video lagu SHE dari Elvis Castello. Suara berat Elvis dan latar belakang film Nottinghill membawa suasana syahdu..... Romantis banget, mungkin seromantis yang punya ya...

Tapi benang merah dari review ini, Beruntung sekali saya punya kakak yang sudah berjalan duluan ngeblog dan sangat eksis, sehingga saya bisa mengikuti jejaknya. Dan yang jelas menjadi inspirasi saya untuk berkarya lebih baik lagi dan berani mebuat tulisan, bahkan mereview segala. Terimakasih atas kesempatannya.....Salam 3S, Semangat Siregar Sister....


Artikel ini diikutsertakan pada kontes unggulan Blog Review : Saling berhadapan 


Friday, June 21, 2013

Angkor Thom & Bayon, the last city of Angkorian

Selepas mengunjungi Angkor Wat, saya melanjutkan perjalanan ke Angkor Thom dan Bayon. Walaupun jam belum menyentuh angka 10, tetapi panas terik matahari sudah mulai tak kompromi dan keringat yang bercucuran sudah mulai aksinya. Kami menggunakan tuk-tuk carteran untuk mencapainya. Sebelum memasuki Angkor Thom, Sara, pengemudi tuk-tuk mengingatkan bahwa kami harus turun sebelum gerbang dan berjalan kaki masuk untuk melanjutkan perjalanan ke Bayon. 

 photo 88165747-ed4d-4e92-b2fe-c743ef688983_zpsb73eea57.jpg

 photo IMG_7452_zps0ab49cd0.jpg

Jembatan menuju Angkor Thom mempunyai patung-patung dikiri-kanan jalan. Diantaranya kita bisa melihat danau atau mungkin sistem irigasi yang mengitari kota Angkor Thom. Sebelum bisa masuk kedalam gapura, seluruh wisatawan turun dari kendaraan untuk mengambil foto-foto gapura yang sangat megah ini. Karena kecil, jadi diatur sehingga ada sedikit antrian kendaraan dan wisatawan. He..he..he...he untung nggak pada kreatif jadi polisi cepek deh... 

 photo IMG_7457_zpsb4211dcd.jpg
 photo 3b57a56d-f872-4bc8-8fe5-ea6f997aec58_zps69f15b0b.jpg

Kalo diperhatiin ada beberapa patung dengan muka yang masih mulus, bersih, lebih detail dan lebih terang. Itu dikarenakan adanya jasa salon facial wajah dan operasi bedah batu (kalo manusia bedah plastik ya) heheheheh bukan deng, itu karena beberapa bagian patung sudah lapuk dimakan alam dan waktu jadi direstorasi lagi sesuai seperti jaman dahulu kala saat Angkorian masih berjaya. 

 photo IMG_7447_zps9ad064a9.jpg

Akhirnya kita sampe juga di Bayon, letaknya bersebelahan dengan Phnom Bangkeng yang masih dalam restorasi. Jadi hanya dilihat saja tidak di mampiri. Setelah melakukan perjanjian penjemputan dengan Sara, kita mulai deh mengeksplore Bayon.

 photo IMG_7478_zps4f23f948.jpg


 photo IMG_7459_zps3eba6103.jpg

Apsara selalu menemani dimana-mana. Btw, saya baru tau kalo apsara itu dalam Bahasa Indonesia adalah hapsari yang artinya adalah bidadari. Kelasnya begitu tinggi ya untuk Bangsa Angkor, di candi-candinya selalu diabadikan.

 photo IMG_7462_zpsa9ba5880.jpg

Wednesday, June 12, 2013

The Angkor Wat: Auntie and Niece Adventure

Hampir setahun yang lalu, saya dan keponakan berencana untuk pergi ke Siem Reap, Cambodia (Kamboja) untuk melihat Angkor Wat Archeology Park. Selama itu juga kita menyusun rencana-rencana dan mencari tiket promo untuk mencapai mimpi kami. Kami sadar bahwa destinasi yang kami pilih bukan hal yang biasa dan banyak hal yang bisa mempengaruhi perjalanan kami. Apalagi kakanda tercinta ingin turut serta yang bisa merubah peta kenikmatan kami berbackpacker. (setengah nolak dengan alasan, nanti kakak ada rapat mendadak dan tiket nggak bisa diremburs... beli mendadak aja). Dan akhirnya tibalah waktu kami untuk bisa menjelajahi Siem Reap dengan destinasi utama ANGKOR WAT....

 photo 016d8b4c-ba21-4dac-bcaf-ac507b593905_zpse2dcf8a6.jpg

Setelah melakukan  riset kecil-kecilan, ternyata untuk mampir ke Angkor Wat haruslah pada saat matahari tidak terlalu terik, karena suhu di Siem Reap biasanya mencapai lebih dari 30 derajat celsius. Lalu kami memutuskan untuk tidak memakai guide karena tarifnya yang tidak bersahabat dengan kantong kami, USD20 plus USD5 jika ingin mendapatkan sunrise atau sunset. Tiket masuk Angkor Wat dipatok USD 20 untuk sehari dan USD 40 untuk 3 hari. Plus tuk-tuk seharian USD14. Perbekalan kami pun sangatlah komplit, mulai dari payung, topi, kacamata hitam sampai kantong air minum untuk menghemat pengeluaran. Karena disana menggunakan USD, harga-harga akan lebih mahal dan kita nggak rela membuang uang hanya untuk air minum saja (apalagi bayar guide dengan Bahasa Inggris yang susah dicerna mending baca wikitravel hehehhehehehhe)

Tiket masuk ke Angkor Wat dilengkapi foto diri untuk mencegah pemalsuan, percaloan dan penggunaan tiket orang lain. Antrian pembelian tiket lumayan agak panjang, jadi kita putuskan untuk beli tiket sehari sebelumnya. Setiap memasuk komplek Angkor Wat, tiket akan diperiksa dan muka kita akan dicocokan sesuai dengan foto yang ada di tiket. (tiket saya dilengkapi dengan foto ekspresi kaget liat harga hehehehhehe)

 photo 13e4e8b6-4632-40df-a6de-a147484313d0_zpsbdae8876.jpg

Perjalanan menuju Angkor Wat dimulai jam 5 pagi untuk berburu matahari terbit. Banyak sekali turis yang mengejar momen ini yang menjadikan suasana sangat ramai. Bak paparazzi pencari momen istimewa, mereka berebut posisi PW. Seru sih rebutan dengan mereka, apalagi pas matahari muncul, langsung deh bunyi kamera membahana plus lampu kilat berlomba-lomba menangkap momen. Hihihihihi kenapa juga pake lampu kilat, kan nggak nyampe juga ke objeknya :P
 photo 6f471e20-1db5-4547-acf7-d5ebffd8ff6f_zpsf2869897.jpg

Setelah jeprat-jepret memotret kemunculan matahari, akhirnya saya bisa mendapatkan foto yang menurut saya bagus. Maklum, ini kali pertama saya memakai Canon Eos M dengan lensa tele pinjaman dari suami tercinta (saya bukan pecinta lensa tele dan tidak tertarik untuk mengenalnya). Jadi jangan ditanya saya pake setting apa ya, saya hanya trial and error untuk bisa mendapatkan foto ini.
 photo 1388feba-9b23-45d5-a712-db71f445e764_zps6c9ab567.jpg

Angkor Wat adalah candi  hindu, berbeda dengan Borobudur yang merupakan candi budha. Menghadap ke barat untuk penyembahan Dewa Shiwa dengan lima puncak yang melambangkan Gunung Meru. Dibangun oleh Raja Suryawarman II tahun 1112-1152. Komplek candi terbesar dengan luas hampir 40km dan menggunakan banyak sekali batu dalam pembuatannya.

 photo cd79763c-5513-429f-add7-2fd426c6b2fa_zps78bc2f02.jpg

Memasuki komplek Angkor Wat, terdapat perpustakaan dan bangunan-bangunan pendukung kegiatan lainnya. Dikarenan pintu utama sedang dalam tahap restorasi, pintu samping kiri yang digunakan untuk memasukinya. Seluruh tangga kayu dibuat di komplek ini karena tangga batu yang ada kurang memadai untuk para pengunjung menjelajah.

 photo e1e6034b-00c9-499f-bb43-bf9373fcf2da_zps4b15740b.jpg

Seluruh dinding Angkor Wat dihiasi oleh pahatan halus para artis dijamannya. Di pintu utama, pahatan bercerita tentang perang Barata Yudha dengan detail yang sangat menakjubkan. Dibuat batasan karena jika terlalu sering disentuh, pahatan akan berkurang detail dan timbulnya. Disetiap pilar terdapat ukuran orang bermeditasi....



Final Part, Malang dan sekitarnya

Akhirnya kita kembali ke Malang dan menghabiskan waktu disana. Setelah keliling-keliling, saya berkesimpulan bahwa jalanan di kota ini sangat mirip dengan jalan-jalan di Bandung yang lengkap dengan rumah-rumah tua artdeco hasil design arsitek Belanda. Terutama Kathedral/ Gereja yang saya liat mirip dengan Kathedral Sato Yusup yang ada di Jl. Jawa Bandung. 

 photo 621647a3-e845-422f-bcfb-4f0750693466_zpse1e150fe.jpg

 photo e71d83f8-0d7c-4f87-bfc2-82cd772e8ba9_zps2c1f11d7.jpg

Nah, kita nyobain Restaurant Oen yuk, katanya sih mirip-mirip dengan Toko Sumber Hidangan, Jl. Braga Bandung.
 photo 1370246638_zpsea532f87.jpg

 photo 1370246749_zps493f74f5.jpg

 photo 1370246470_zps28ce2e96.jpg

 photo 1370246366_zpsa24cd990.jpg


 photo 1370247961_zps365b42ce.jpg

Tuesday, June 11, 2013

Tour de Malang Part 3 : BNS, Pohon Inn dan Jatim Park 2

Di postingan yang lalu, ternyata saya belum memasukkan foto-foto dari BNS (Batu Night Spectakular) dan restaurant berputar di Pohon Inn. Jadinya kali ini postingan melengkapi perjalanan saya di kota Malang dan Batu.

 photo 1370248844_zpsbdd97e92.jpg

Setelah seharian bermain di Jatim Park 1, Green Eco Park, Museum Satwa, ternyata perut mulai memberontak minta jatah untuk diisi. Setelah berpikir daripada harus keluar lokasi hanya untuk mencari makan malam, kita mampir ke restoran di Pohon Inn. Ternyata ada program buffet untuk makan malamnya. Dengan Rp. 70.000 untuk dewasa dan Rp. 35.000 untuk anak, diputuskan untuk makan disitu aja. Hehehehhe kalo soal buffet nggak ada ruginya, soalnya kita semua doyan makan.

  photo 1370248989_zps77f65604.jpg

Disini saya menemukan menu tradisional yaitu Angsle. Saya baru nyoba yang namanya Angsle dan rasanya ternyata enak. Saya pikir seperti wedang ronde, ternyata hanya santan saja jadi nggak ada pedes-pesesnya.

 photo 1370249374_zps42981797.jpg

Kenapa dibilang Pohon Inn... karena bentuknya seperti akar pohon yang menjulang tinggi. Kalo dalemnya sih nggak tau juga, soalnya nggak masuk.

  photo 1370249757_zps0dcf0fac.jpg

Setelah kenyang makan malam, kita berkunjung ke Batu Night Spectacular. Lampu-lampu meramaikan suasana malam hari yang cukup dingin.

 photo 1370249631_zps26ac0cd0.jpg

Dipintu masuk, terdapat kartu-kartu informasi wisata yang ingin kita kunjungi. Saya mengambil beberapa untuk referensi berkunjung suatu saat nanti.

 photo 1370249701_zpsbf1f5550.jpg

Pertama kali masuk, sepeda udara mendapat giliran pertama. Sebetulnya saya sudah pernah mencoba dan saya takut dengan permainan ini. Berhubung kalo saya nggak ikut akan kurang orang, akhirnya dipaksakan untuk naik juga. Keliatan kan dari hasil fotonya, nggak bisa fokus karena gemeteran...

 photo 1370249649_zpsc4889505.jpg


 photo 1370249113_zps42cb3466.jpg

Setelah itu anak-anak memilih mainannya sendiri, sedangkan saya sih nehi-nehi meregehese... mendingan juga jalan-jalan sambil latihan motret deh. Ternyata semakin bertambah usia, semakin berkurang nyali. Nggak percaya? Cobain deh naik sepeda yang bisa muter 360 derajat ini. Hehehehheheh head over heels

  photo 1370249298_zpsa319e215.jpg

Tuesday, June 4, 2013

Tour de Malang : Part 2, Eco Park, Jatim Park 2, BNS, Museum Satwa dan Secret Zoo

Jika beberapa tahun yang lalu Kota Batu terkenal dengan wisata agro memetik buah apel dan jeruk sepuasnya, Kali ini wisata ditekankan kepada konsep pendidikan sekaligus senang-senang. Karena mempunyai waktu longgar di kota ini, maka diputuskan untuk membeli tiket paket terusan yang bisa dipakai untuk dua hari. Arena yang bisa dikunjungi adalah Jatim Park1 & 2, Eco green park, BNS, Museum Satwa, dan Batu secret zoo. Paket tersebut dibanderol Rp. 150.000 all in (kecuali bermain di BNS). Nah, akhirnya disusunlah acara untuk mengunjungi seluruhnya dengan diawali 

1. Eco Green Park

   photo 1370246880_zps0ef46bf9.jpg 

Di Eco Green Park, kita diperkenalkan dengan segala macam yang berhubungan dengan alam,  recycle dan gaya hidup hijau. Diajarkan bagaimana kita harus hidup selaras dengan alam dan menjaganya demi anak-cucu pada masa mendatang.

 photo 8e93e5a3-d14f-4fe1-9f89-1ceef7d71599_zps1738d36e.jpg

  photo 1370247870_zpse93f20bc.jpg  photo 1370247000_zpsb8501450.jpg

Selain itu, ada juga insectarium dengan koleksinya berupa kupu-kupu, belalang, kumbang dan serangga lainnya. Saya paling suka liat kupu-kupu yang disusun menjadi sangat cantik. Hmmm tapi buat Lulla, masuk insectarium menjadi tantangan adrenalin sendiri. Maklum, si neneng ini teh takut sama kupu-kupu, jadi sibuk sendiri lari-lari menghindari kupu-kupu yang berterbangan dengan bebas. 


 photo 1370247562_zps45c6f1e7.jpg 
Sebetulnya masih banyak lagi yang dilihat sebelum memasuki rumah terbalik, takut kebanyakan foto jadi dipangkas aja ya.... 
Ada rumah terbalik lho..... kalo di Dufan ada rumah miring, kalo disini ada rumah terbalik. Semua perabotan jadinya ada diatas kepala kita. Lucu deh, banyak barang yang jadi berjatuhan ....

 photo 17f3298f-8cb5-4120-9ac4-067e38c9f065_zps911fbed3.jpg

Monday, June 3, 2013

Tour de Malang: Day 1, Batu

Kunjungan ke Kota Malang dan sekitarnya pernah saya lakukan beberapa tahun silam.. Liburan paskah kali ini, saya kembali mengunjungi Abang saya yang memang merantau ke kota apel ini. Kali ini perjalanan dengan keluarga dan niatnya mau jalan-jalan dan senang-senang saja. Berbekal dari blogwalking dan membaca cerita-cerita, akhirnya diputuskan untuk menghabiskan waktu di Batu, Malang. Malam pertama, kita mengunjungi Alun-alun Batu. 

 photo 1370255850_zps9179222f.jpg

Di alun-alun ini saya sangat takjub dengan RPH (Ruang Publik Hijau) yang disediakan oleh Kabupaten ini. Terus terang, saya belum pernah melihat RPH yang betul-betul berpihak ke masyarakat. Disini masyarakat bisa menikmati malam dengan hiburan sesungguhnya. Kedatangan saya disambut dengan aneka lampion yang sangat lucu-lucu, mulai dari apel, wortel, sampai ke sapi dan hewan lainnya. Rasanya saya pernah datang ke festival lampion dan harus merogoh kocek agak dalam untuk menikmati keindahan lampu berwarna-warni. Sedangkan disini semua serba gratis.

 photo 1370249452_zpscb50b8b8.jpg


Taman yang ada pun tampak asri dan terawat dengan baik. Semua ditata dengan baik dan rapih, tidak ada yang melanggar "berat" kesepakatan dan aturan main di Alun-alun ini. Tertib, tidak ada yang gelar tiker di rumput (hehehehhehhehe soalnya si tukang kebon bawa selang yang siap semprot kalo ada yang berani duduk disitu). Belum lagi playground yang disediakan untuk anak-anak. Rasanya senang ada juga yang berpihak dan perduli dengan dunia anak. Jadi ngiri, di Bandung nggak ada yang seperti ini :(

 photo 1370249490_zps395c9e3d.jpg


Selain taman yang kering dan asri, ada juga air mancur yang bisa dinikmati oleh semuanya. Sayangnya cuaca dingin dan nggak bawa baju ganti membuat saya agak melarang anak-anak menghabiskan waktu di area ini. Maklum, nggak enak nanti malah basah-basahan di jalan....

 photo 1370249516_zpscc32e8e5.jpg
Kalo di Singapore punya Singapore flyer, London punya London eye, di Batu juga punya Ferris  Wheel yang besar dan bisa melihat keindahan kota Selekta saat malam. Hanya dengan mengeluarkan uang Rp. 3.000, kita sudah bisa naik dan menikmati keindahan kota. Harus agak bersabar, karena murah antrian juga jadinya panjang. 
Kalo lapar, nggak usah khawatir, banyak cafe-cafe di pinggir Alun-alun menyediakan makanan ringan sampai berat dan diiringi live music. Sayangnya malam itu kita langsung pulang, karena masih capek karena perjalanan siang ke Malang. Jadinya disajikan hiburan seperti ini saja udah merasa senang sekali. Langsung pulang istirahat aja, karena besok mo nerusin jalan-jalan lainnya....