Roti Kampung (IMHO) adalah makanan yang terbuat dari campuran tepung, gula, telur, minyak dan melalui proses peragian sehingga adonan menjadi mengembang. Dipanggang hingga matang.
Penamaan roti kampung bukan berarti citra yang buruk, nggak enak ataupun deso. Penamaan ini lebih berarti karena cara pembuatannya yang masih menggunakan metode yang tradisional, menggunakan bahan alami, tanpa pengawet. Teksturnya pun berbeda, lebih kasar, berat, tidak bau ragi dan tidak pahit.
Favorit saya adalah Toko Roti Sidodadi yang ada di Jalan Otista, Bandung. (Suatu keanehan ya, ada sidodadi di tempat yang berbahasa Sunda). Toko Roti ini berdiri dari tahun 1960 dan sampai sekarang masih berdiri di tempat yangsama dengan bangunan yang sama.
Bakery-bakery modern di mall akan menata cantik roti untuk menarik
perhatian para pengunjungnya. Berbeda dengan toko roti Sidodadi. Rak
roti dan displaynya sangat sederhana. Hanya ada kertas roti sebagai
pelapisnya dan tulisan judul roti yang seadanya. Tugas pembeli untuk
menarik pelayan agar cepat melayani, soalnya sang toko selalu full
house.
Nama dan jenis roti disini masih berbau jadul, seperti roti krenten
alias kismis, pindrkaas alias kacang, keju, susu, baso, sosis, frans
(berasal dari France kali ya).
Roti-roti ini tidak akan berlama-lama
berdiam diri di display. Karena lewat jam 12 siang, dipastikan pilihan
roti akan semakin terbatas. Padahal para pekerja sudah berpuluh kali
mengisi display dengan roti yang masih fresh diangkat dari oven.
Biasanya display akan terasa hangat, efek dari roti yang baru saja keluar dari panggangannya.
Kemasannya pun masih tetap sama, plastik putih susu dengan sablon merah dengan gambar seorang gadis membawa roti dan kuweh2 di depan display yang identik dengan yang ada di toko. Dan bacalah bagian bawahnya, hehehehhehehe slogan pemerintah banget ya.
Yuk ah kita nikmati roti frans dan lima rasanya, sambil ditemani secangkir minuman hangat manis. Dijami lekker berat
Eh aku baru tau ada toko ini di otista. enak ga mba? :D
ReplyDeleteEnak dan sehat, soalnya mereka masih pake ragi tradisional dari peuyeum dan pengawetnya sedikit banget. Kalo beli harus pagi-pagi, lewat jam 12 udah habis......
Deleteih, saya baru tau toko roti ini. Kamana wae nyak selama tinggal di sini. Tp gpp, dimaklum da Parongpong mah tebih ka kota ... hehe
ReplyDeletePosisi sebrangnya Kalipah Apo. Sejajaran toko emas eropa. maklum Teh, daerah jajahan waktu kecil.... Hehehheh dari Parongpong memang perlu usaha keras untuk turun gunung hehehehhe.
Deletebener2 lekker..
ReplyDeletekalo ke alun2 wajib kadieu..
murah meriah..
Betul...betul...betul... Seneng kalo udah maen tunjuk pengen roti apa aja tanpa menuras isi kantong
DeleteHalo Mbak Junita, blog-nya asyik bangeut, full of indormation. Dari roti, nama jalan, traveling, makanan, dll. Suka bangeut. Jadi terinspirasi nih.
ReplyDeleteThank you Mbak.... semoga bermanfaat dan menularkan virus maen ya hehehehheh
Deleteenak enak bgt juga kaga sih,namanya juga roti kampung!yang nyebelin tuh pemilik toko yang jaga di kasir,kalo ada pembeli yang bayar liat muka pembelinya aja kaga apalagi bilang terima kasih!! ngga tau sopan santun!!
ReplyDelete