Sebelum postingan ini dimulai, saya mengucapkan selamat ngiler dan ngacay untuk teman-teman yang berdomisili diluar Indonesia... keep daydreaming fellas!!!
Satu hal yang membuat saya kangen untuk menjelajahi pasar minggon adalah suasana tradisional yang sudah jarang saya dapatkan. Cimahi, kota terdekat dengan Bandung, yang masih mempunyai akar tradisional yang kuat, terutama akar Jawa Barat, secara rutin setiap Hari Minggu menutup jalan di sekitar Kantor Pemerintahan Kota Cimahi khusus untuk acara Car Free Day. Setiap Hari Minggu akan dilarang kendaraan bermotor melaluinya karena disana sudah ada acara olahraga dan pasar kaget.
Di acara CFD Pemkot Cimahi ada banyak pedagang yang menjajakan jualannya. Mulai dari keperluan sehari-hari sampai keperluan spesifik Nah kalo masalah kuliner, tersedia segala macam sesuai dengan selera anda (terutama yang tradisional). Kalo anda pecinta kuliner sunda buhun, tentunya tidak asing dengan yang namanya tutut. Tutut adalah makanan khas dari Jawa Barat yang merupakan keong sawah yang dimasak dengan bumbu gule. Cara makannya adalah menyeot isi rumah dari keong sawah sampai dagingnya masuk mulut kita. Mungkin karena proses menyedot yang membuat mulut monyong itulah makanan ini dinamakan Tutut, karena saat menyebut tutut pasti mulut kita monyong hehehehhehe....
Berhubung kota Bandung dilingkung ku gunung, jadi kita nggak pernah melihat yang namanya laut. Mau tidak mau semua komoditi berdasarkan letak geografis yang ada. Sehingga berpengaruh kepada pola konsumsi yang ada. Contohnya saja, ikan yang populer di Bandung adalah ikan mas dan mujair. Rasanya tentu beda karena ikan-ikan ini adalah ikan tambak. Untuk yang tidak bisa mengolahnya, akan ada rasa "tanah" yang kental. Oleh karena itu cara pengolahan ikan ini, biasanya dengan cara di pepes. Pepes adalah cara mengolah makanan dengan mencampurkan bumbu yang dirajang kasar dan ditaburi dengan daun semangi (kata orang italia sih daun bayleaf, padahal mah surawung kata orang sunda mah) dan memasaknya harus dibungkus dengan daun pisang. Harumnya... hmmmm menggugah cacing naga kelaparan....
Kue ape pandan atau kue ape vanila adalah kue yang terbuat dari tepung beras. Dibuat dengan pingiran harus kering dan crunchy, dengankan tengahnya tebal dan adak basah. Untuk mendapatkan kue ape yang crunchy, dipakailah kemiri untuk meminyaki wajan mininya. Kalo tidak ada kemiri, pinjam saja cincin si mamang yang batunya gede segede jengkol hehehhehehhehe
Walaupun surabi sekarang sudah banyak dimodifikasi dengan rasa-rasa modern, tapi yang paling top itu surabi saos gula dan surabi oncom yang pedas. Dimakan pas masih hangat-hangat plus teh manis dan terasa dasar serabi yang gosong menambah kenikmatan tersendiri. Mau lebih enak lagi, cari deh tukang surabi yang memanggangnya pake kayu bakar..dijamin.top markotop...
Nah, kalo ini adalah deretan makanan manis semua, mulai dari bubur sum-sum, gemblong dan rujak cuka (eh salah yah yang ini asem).
Nah kalo ini si lontong kari aka doclang kalo kata orang Cirebon.Terbuat dari lontong beras yang besar terus diiris-iris tipis, diberi kuah daging dan krupuk. Kuah dengan daging yang super lemak ini membuat nikmat. Pernah sih protes karena daging melawan ketika dikunyah, ketika diganti daging kualitas premium, ternyata kelezatan si doclang ini pun berubah menjadi kurang nikmat.
Jadi mau milih yang mana dong, atau mau makan semuanya...nggak apa-apa kan nanti tinggal ikut senam lagi.
Jadi mau milih yang mana dong, atau mau makan semuanya...nggak apa-apa kan nanti tinggal ikut senam lagi.
Jadi Lapaaaaaaarrr ^________^
ReplyDeleteAduh, tp itu "TUTUT" rasanya kyk apa ya, ga kebayang gimana makan keong >____<
Eh mba hebat deh foto2 nya, hobi photografer yaa... :)
Asa hararese zaman kiwari milari makanan tradisional,,,,
ReplyDeleteinget baheula zaman nuju alit ,,,
wilujeng ngeblog
@Mbak Ninis, rasanya tutut itu seperti kerang dengan kuah gule. Hahahah enak kok. Kita makan tutut karena kerang kan Barang langka di Bandung... jauh dari laut Mbak...
ReplyDeleteIya kang, sekarang memang susah nyari makanan yang antik, kecuali mau nyari ke pelosok-pelosok baru deh ketemu....
ReplyDeletePic-picnya makin kerenn
ReplyDeleteketinggalan jauh ni..
wah kulinernya...
ReplyDeletesemua kusuka, mengingatkan kampung halaman
hehehe pepes ikan masnya tu bikin lapaaaaaar.
ReplyDelete@muro'i : heheheh makanan tradisional memang selalu membuat kangen rumah ya.
ReplyDelete@wisata murah: hehehehhe pepesnya paling sedap dimakan pake nasi putih hangat.....
Thanks buat sharing makanan tradisional dan foto2nya. Salam kenal dari Jakarta.
ReplyDeletetutut ituh rasanya kayak apa ya mba, kayak kerang gitu kali ya.. saya tertarik pepes ikannya, apalagi kalo pedes :D
ReplyDeleteMbak Rahmi, tutut itu sejenis keong yang ada di sawah. Rasanya enak dan makannya disedot sampe mulut kita monyong. kalo nggak pake tusuk gigi makannya. Pepes ikannya enak lho Mbak. Bisa request tambah cabe rawit sama penjualnya...
DeleteMau tutut nya dong bunda :D
ReplyDeleteeeh kalau di sidoarjo namanya kreco lho dan niar hampir sering makan itu beli sebungkus di makan rame2 sambil kepedesan huha huha sama sekeluarga :D
kreco itu berarti keong juga ya Mbak Niar. Heheheh memang paling seru pas menyantapnya dengan seribu gaya. Kebayang pas panas-panas nyedotnya huhuhuhu tambah seksi si bibir
DeleteNit, fotonya asli keren2.... ngiler surabinya euy
ReplyDeleteMaen Kak, ke Cimahi. Posisinya pasar kaget deket ama rumah.
Deletelagi wisata nih yee bagus banget tuh dari beberapa masakan tradisional menggugah selera yah
ReplyDeleteiyah, bosen dengan serbuan menu impor
Delete