Tepat satu minggu yang lalu, saya menghadiri rangkaian acara pernikahan sepupu saya. Kenapa rangkaian, karena dua minggu yang lalu mereka telah melakukan upacara dan resepsi dengan adat mempelai wanita yang berasal dari Aceh dan kali ini acara ngunduh mantu dengan adat Batak Angkola-Mandailing. Bagi keluarga kami yang berasal dari Tapanuli Selatan, acara adat besar dalam kehidupan itu yang sangat besar adalah sukacita, dan duka cita. Pernikahan adalah horja (pesta) sukacita yang diperingati dengan meriah. Dibawah ini cerita singkat saat pernikahan sepupu saya yang seru diikuti.
Acara pertama adalah menjemput mempelai wanita. Sebelum keluarga berhasil menjemput mempelai wanita, diadakan acara pemberian bekal untuk mempelai wanita di kampung mempelai pria. Yang diberikan adalah seperangkat alat dapur, tikar, kasur, beras, dan ayam betina hidup. Heheheheh udah cantik bawa-bawa ayam deh....
Sekarang perjalanan ke rumah mempelai pria dengan iring-iringan sanak saudara. Penganten ditudungi dengan payung warna kuning. Hehehhehe jadi raja dan ratu sehari deh...
Sesampainya mempelai wanita di rumah mempelai pria, diadakan acara adat pemberian marga karena mempelai wanita berasal dari luar suku batak, dan acara lainnya ( hehehehheheh nggak ngerti). Tapi yang jelas, diadakan acara mangupa dengan memberikan pangupa (nasi komplit dengan lauknya). Pangupa ini mempunyai tingkatan-tingkatan. Yang paling sederhana adalah pangupa yang terdiri dari nasi, telur ayam dan garam. Tingkat selanjutnya adalah pangupa manuk yang berisi ayam, pangupa hambeng yang berisi kambing dan yang paling tinggi adalah pangupa horbo yang berasal dari kerbau.
Waktu saya menikah, saya diberikan pangupa hambeng . Tapi kali ini pangupa yang diberikan adalah pangupa yang berasal dari kerbau. Nggak percaya...tuh liat aja kepalanya yang dipasang didepan rumah lengkap dengan pawang kerbaunya hihihihihihihihi
Selama acara mangupa, para sanak saudara memberikan segala nasehat terbaiknya bagi mempelai wanita sebagai anggota keluarga. Lumayan lho, duduk dibawah mendengarkan semua wejangan. Sedikit pegel dan berat kepala karena bulang (mahkota penganten) yang dipakai seharian.
Selain acara memberikan hidangan pangupa, tidak lupa juga acara tor-tor. Tor-tor kali ini adalah tor-tor yang berbeda dengan tor-tor Tapanuli Selatan yang menghentak. Tor-tor Tapanuli Selatan lebih lembut dan halus gerakannya. Kepala selalu menunduk selama musik mengalun. Penganten melakukan tor-tor yang kemudian diikuit oleh ibu-ibu muda yang membawa bayinya.....
Acara tor-tor ini diiringi oleh live musik. Musik yang sangat syahdu akan membimbing kita menari sesuai dengan alunannya.
Selain musik untuk mengiringi mempelai menari, ada juga kesenian Gondang Sambilan. Kenapa dinamakan demikian, karena musik ini terdiri dari 9 buah gendang yang berbeda ukurannya. Dari mulai yang terkecil sampai terbesar dan jumlah penabuhnya pun ada 9 orang. Masing-masing bertugas memukul gendang secara bergantian sehingga menciptakan alunan gendang yang harmonis. Kesenian ini aslinya dari daerah Mandailing, walaupun Malaysia mencoba mengklaimnya....
Kalo ada pesta tentunya ada makanan kan. Nah dibawah ini adalah makanan yang dibawa dari mempelai wanita. Sepertinya sih khas dari Daerah Aceh. Hmmmm saya belum tau apa saja namanya, cuman tau menikmatinya saja. Ada yang tau nggak, hidangan ini apa namannya?
Nah, kalo yang ini sih bolu bentuk ikan mas. Kebayang kan cetakan bolunya lucu-lucu....
Mbak Junita, foto2nya keren banget...:)
ReplyDeleteIndonesia kita kaya banget ya Mbak...Satu pernikahannya saja perayaannya bisa dua adat. Keren deh :)
Makasih Mbak Evi, tapi banyak yang goyang juga. Betul, Indonesia tanah air beta, berbeda untuk saling memperkaya ya....
DeleteWooow.........splendid! Cantiknya pakaian pengantin adat ini. Bangga melihatnya, walaupun bunda bukan dari Suku Batak. Foto2nya kereeeen. Hiasan kepala pengantin perempuan banyak miripnya dengan pengantin adat Minang, berat, glamour dan indah sekali.
ReplyDeleteIya Bunda, mirip dengan suntiang ya. Cuman ini tidak seberat itu. Memang cantik sekali pengantin perempuannya...
Deleteitu kalo gak salah kue keukara (yang kaya serat2 itu, foto nomor dua dari bawah) terus di bawahnya (foto terakhir) kalo gak salah biasa disebut boi.
ReplyDeleteKue keukara mirip dengan kue kremes ya, terus bolu ikannya enak. Thanks ya, jadi tau nama kue-kue tersebut.
Deleteseru-seru... :)
ReplyDeletePaling seru kalo udah urusan nyanyi... Nggak ada yang bisa berhentikan para biduannya..... Xixixixixixix
Deletewow .. fotonya mbak keren ... jadi tahu ttg pernikahan di sana
ReplyDeletepengen ngerasakan bolu bentuk ikannya mbak
setiap pesta pernikahan harus mengosongkan perut, soalnya makanannya suka seru-seru dan yang nggak biasa dimakan sehari-hari. Si bolu ikan itu seperti madeleine tapi susunya nggak terlalu kerasa Mbak.
Deletefoto fotonya bagus.... saya belum pernah nih melihat live perkawinan adat ini...
ReplyDeleteyang paling seru nanti acara nyanyinya lho.... keluarlah pasukan suara-suara emas
Deletewaaa, fotonya keren, reportasenya juga lumayan lengkap, jadi tahu deh macam2 adat pernikahan di negeri ini. Bangganya jadi orang Indonesia, punya beragam budaya
ReplyDeletebtw foto2nya ga ditambahin watermark? foto2 sebagus ini sayang kalau dicomot begitu aja tanpa menyebutkan sumbernya *karna ga tahu aturan tak tertulis macam itu
Thank you Bun untuk masukkannya. Saya memang agak malas memberikan watermark karena terkadang suka nutupin si fotonya. Ditaro paling pinggir, eh dipotong juga. Karena belum pernah gondok dicuri orang jadi saya masih anteng tanpa watermark hehehehhe
Deletemuantapz,...
ReplyDeletetararengkyu... :)
DeleteWah seru dan hebat juga bisa mengalami rangkaian acara pernikahan dengan dua adat yang berbeda.
ReplyDeleteIya, tapinya jadi lama dan berhari-hari...cape deeehhhh
ReplyDeletekalo dilihat dari images sepertinya adat ini masih sangat kental terasa yah..
ReplyDeletesalam sukses selalu...btw untuk memasang tag alt nanti di posting yah hihi..
Adat yang dipake asli, bukan KW super.... Thanks untuk berbagi tips-tipsnya ya Kang
Deletemelakukan tor-tor itu wajib ya mbak?
ReplyDeleteUntuk acara-acara sukacita dan dukacita, tor-tor selalu hadir. Khasnya adat batak heheheheh
DeleteSebuah rangkaian upacara adat yang tetap terjaga dan dilestarikan. Jarang loh sekarang ada orang yang memilki kesempatan melakukan dan mersakan hal seperti ini. Yang ada meeka mau jalan ringkas dan cepat.
ReplyDeleteSedangkan proses berjalanannya suatu upacara tradisi ini juga merupakan suatu sarana pengenalan budaya daerah dari berbagai macam adat istiadat yang dimiliki bangsa Indonesia. Dan tentunya hanya Indonesia yang memilki acara tradisional yang beragam
Sukses selalu
Salam Wisata
Justru dengan perlahan seperti ini bermakna bahwa segala sesuatunya ada proses tidak instan. Penuh dengan kata-kata bijak dan nasehat yang berguna dalam langkah selanjutnya.
ReplyDeleteMakasih untuk kunjungannya, Mas....
wah reportasenya komplit dengan dukungan foto yang ciamik
ReplyDeletepakaianya bagus dan hidagannya enak2 ya jeng
Ipar saya juga menikah dengan orang Batak dari marga Pakpahan lho.
Saya juga punya foto memakai ulos...
Terima kasih sajian yang menarik dan menambah wawasan
Salam hangat dari Surabaya
Salam hangat kembali Pak Dhe...
DeleteMemang begini lah kalo mengikuti adat batak, pasti rame, meriah, musik dan makanan. Wah, Uwakku marga Pakpahan juga, jangan-jangan kita bersodara. Nanti aku liat foto Pakdhe pake ulos ya....
Bangga rasanya menjadi bagian dari Indonesia. Banyak budaya, adat, dana bahasa. Terima kasih sudah posting tulisan dan foto yang penuh inspirasi ini. Salam:)
ReplyDeleteTanah airku Indonesia.... semoga banyak blogger yang menggali dan memperkenalkan kekayaan bangsa kita ini, Bhinneka Tunggal Ika
DeleteBenar2 rangkaian kalo ini, usai pernikahan dengan adat Aceh, ngunduhnya dengan Batak Angkola-Mandailing. Hmmm..., foto2nya bagus bener....
ReplyDeleteTerimakasih Mas, memang rangkaian acaranya sangat menggoda untuk difoto. Senang liat warna-warni cerah dalam acara ini.
Deleteselamat berbahagia ya untuk kedua mempelai, semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warahma :-)
ReplyDeleteTerimakasih, nanti disampaikan sama adik sepupuku... :)
Deletebangga bgt sm Indonesia ya.. sangat kayak budaya
ReplyDeleteBetul Teh, tinggal kita harus sadar memeliharanya
Deleteinilah indonesia
ReplyDeleteinilah batak
warisan nenek moyang kita
semoga tradisi seperti ini bisa langgeng terus
#amin
i ♥ indonesia
tapi ngemeng2 seru juga tuch acaranya
pengen banget ikutan acara tor tornya :D
Horas....
Deletesemoga masih banyak yang mau meneruskan dan menjalani tradisi pernikahan tradisional semua daerah di Indonesia.
Seru banget,
ReplyDeletega kebayang kepala kerbaunya di keringin sampai jadi fosil
hehehhehe dagingnya jadi makanan untuk jamuan. Enak lho, seperti kambing guling tapi lebih lezat
Deletewah, kayaknya seru banget ya, pernikahan dengan adat batak ini..
ReplyDeletehihihi...
walaupun pasti capek tapi seruuuu...
salam kenal... :-)
iya, lebih sakral rasanya. Salam kenal kembali
Deletewow, your post just driven me to my sister's wed memories..
ReplyDeletegmn heboh, hiruk pikuknya acara adat batak..
kakakku pake bulang(mahkota wanita mandailing/tapsel)sampe tiga kali, dua kali resepsi di dua kota yg jaraknya jauh dan sekali di acara adat,untung wkt pemberkatannya gak pake bulang dia...
abis acara dia nangis coz lehernya pegel... hahahah pangupa kakakku di adat juga horbo/kerbau. gedenya seabreg2, trus wkt dibagiin hrs adil tu, bs ribut soalnya klo motongnya gak pas...
anter2annya gak pake kue2a, cuma ulos, uang sama ama berlian satu set....
btw ada acara pengantin pria tortor "mangayap-ayapi" atau seperti ayam jantan yg meminang ayam betina???
olosnya diikat di kedua jari tangan pgantin pria dan kedua tangan direntangkan kayak jubahnya batman sambil nari mengiring pengantin wanita....