Saturday, January 28, 2017

Nostalgia ke jaman '70 di Museum Toyota

Juhachi Kippu terakhir dimanfaatkan untuk berkunjung ke kota sebelah, Nagoya. Tujuan utama sih ke Toyota Automobile Museum yang ada disini, dan baru sempet juga dimenit-menit terakhir liburan sekolah anak-anak. O iya, juhachi kippu itu tiket untuk perjalanan kereta api dengan harga sekitar 2100y seharian menggunakannya dan hanya keluar saat libur sekolah saja. Kalo harga normal, tiket perjalan sekali ke Nagoya bisa sekitar 2000y, pp bisa 4000y. Ini linknya ya kalo temen-temen berminat mampir ke sini, dalam bahasa inggris kok Toyota Automobile Museum

 photo 3608ABF7-54B2-4B2A-8327-D8B04B54D143_zpsfasp0y76.jpg

Enaknya maen ke museum di Jepang, tiket untuk anak-anak gratis, hanya orangtuanya saja yang  bayar. Kalo keluar pelitnya atau museum yang pernah saya kunjungi, biasanya saya cuman nunggu diluar aja hehehehhehe. Maklum, tiket orang tua biasanya dibandrol dengan harga 1000y, mending saya pake beli makanan atau minuman aja.

 photo 6B356CF5-974D-45EF-89BE-86371D9083E9_zpsibanqhcw.jpg


 photo F5AA1F07-2D1F-48A1-B5B7-5085F5E9B0A6_zpsphrtfawz.jpg


Walaupun udah siang, udara masih kerasa dingin aja karena memang musim di penghujung Aki (gugur) menuju Fuyu (dingin). Kita buru-buru masuk gedung karena anginnya bener-bener bandel banget.

Museum Toyota ternyata nggak didominasi sama mobil Toyota, tapi lebih ke perjalanan bagaimana mobil menjadi pelengkap kehidupan manusia. Mobil dari segala negara dipajang disini, termasuk mobil-mobil perintis dengan mesin engkol.















Awalnya Toyota itu memakai nama asli pemiliknya, Toyoda. Tapi menurut perhitungan keberuntungan, nama Toyoda とよだ lebih dari 10 karakter huruf katakana yang berarti kurang beruntung. Akhinya teng-teng dihuruf da dihilangkan dan menjadi Toyota とよた sampai sekarang ini.

 photo 8AE859B5-512B-4411-9C35-61FA4D414254_zpsm1yx6na8.jpg


Museum yang terdiri 3 lantai ini ditata sangat apik dan rapih. Nggak lupa mbak-mbak yang menyambut kita di setiap lantainya. Lantai pertama ada video wall di information corner, cafe, museum shop, tiny studio untuk anak TK. Di pintu masuk langsung disambut mobil pertama buatan Toyota, Toyoda model AA. Ternyata mobil pertama buatan Jepang juga gede-gede nggak kayak mobil model sekarang city car.

 photo EEF855F4-C0A1-4186-AFDD-9A7BEC442522_zpsga8xmjst.jpg


Di lantai 2, mulai disusun secara kronologis kelahiran mobil-mobil dari segala penjuru dunia. Berhubung usia yang sudah sepuh, mobilnya cuman bisa ditatap aja, nggak boleh disentuh. Ajaibnya, semua mobil ini masih bisa distater dan jalan lho. kadang-kadang ada eksibisinya khusus menjalankan mesin-mesin uap yang tangguh ini.

 photo 78635ABD-E03C-4E6F-8DC6-E9A9D0430EAF_zpsajwnwvu6.jpg


 photo 1DB8DF89-231F-4FD4-B3CB-18B87123B93C_zpsad1vb8af.jpg


Wednesday, January 25, 2017

Sake, the soul of Japanese

Tidak salah jika menempatkan sake menjadi soulnya orang Jepang, karena dalam setiap kesempatan, setiap waktu selalu sang sake datang menemani, baik dalam suka maupun duka. Bahkan ada kebiasaan bonenkai dan nomikai, yaitu budaya minum bersama sesama anggota keluarga, kantor maupun komunitas. Sake menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan di Jepang.

 photo 19A6EF90-63B7-4132-8578-92A7EB618FD3_zpsnu3rkdsx.jpg

Istilah sake juga merujuk pada minuman alkohol non Jepang seperti bir, wiski, dll. Untuk produk Jepang dikenal dengan sebutan Nihon Shou. Nihon Shou berbahan dasar beras khusus yang nantinya akan diproses dan fermentasi. Mirip dengan pembuatan tape ketan hitam di Indonesia. Seluruh prosesnya sama, hanya untuk sake ditambah penambaan proses pengepulan alkohol sebagai hasil utama. 


  photo 81BDB4A2-B9D3-4B3E-A2A5-289E49CC3824_zps0ha8zjcj.jpg