Kesempatan saya untuk mendatangi suatu tempat biasanya ada dua jalur, dinas dan cuti. Kalo cuti, perencanaan sangat matang karena harus sesuai dengan budget dan kekuatan dana yang saya punyai. Jalur kedua yaitu dinas, biasanya suka-suka karena semua sudah ditanggung hanya sayangnya waktu dan tempat yang dijelajahi menjadi terbatas. Seperti waktu yang lalu, saya mendapat kesempatan untuk dinas ke Batam yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Terbayang cerita-cerita orang tentang bagaimana Batam dengan barang-barang elektronik, tas, parfum dan segala yang tidak ada di Bandung. Dan juga cita-cita saya untuk melihat Pulau Galang yang pernah jadi transit manusia perahu dari Vietnam.
Cerita dan cita-cita boleh saya didambakan. Kenyataannya, saya harus terdampar di daerah Nongsa, yang jauh dari mana-mana dan harus berdiam diri sampai kerjaan selesai. Setelah touchdown di Bandara Batu Besar, Batam, langsung deh ke TKP untuk nyiapin persiapan rapat. Bandara-Nongsa ditempuh perjalanan selama 45 menit. Hehehehehhe panitia tau aja kalo rapat itu harus sepi dan bebas gangguan supaya khusyu rapatnya. Yah, nggak apa-apa yang penting udah nyampe Batam deh.
Sebelum rapat berlangsung, waktu saya sempatkan untuk melihat spot-spot menarik dan indah yang ditawarkan oleh Turi Beach Hotel ini. Ada dermaga yang menjorok ke laut tempat orang-orang memancing. Ikan yang didapat juga lumayan besar-besar tidak seperti mancing di kolam pemancingan.
Pemandangannya juga indah dan masih banyak yang asli. Dari dermaga ini kalo kita melihat ke sebelah kanan akan tampak , Johor Bahru, Malaysia dan di sebelah kiri terlihat Singapore. Ini membuktikan bahwa jarak Batam memang deket dengan negara-negara tertentu. Perbedaan suasana sangat terasa padahal jarak yang sangat dekat.
Pantainya pasir putih dengan batu-batuan yang besar, mengingatkan pada pantai laskar pelangi di Belitung (walaupun tidak sebesar itu tapi kata saya sih mirip hehehhehhe maksa, padahal belum pernah juga ke sana).
Waktu kita melihat-liat ke arah hotelnya, tiba-tiba ada suara dan gerakan yang mencurigakan dari air. Sambil menyimak suara dan gerakan, ternyata ada sepasang lumba-lumba yang sedang jalan-jalan juga ke sini. Saya sangat excited bisa liat lumba-lumba berenang bebas. Diikutin ke arah mana mereka berenang.
Saya menunggu lumba-lumba mendekat karena pengen memotret dari jarak dekat. Yang ada lumba-lumba jaga jarak dan saya terlalu menunggu, hasilnya saya nggak berhasil motret sejoli lumba-lumba, hanya punggungnya saja yang kepotret. Hehheheheh ketahuan amatiran banget ya, nggak bisa ngontrol emosi dan kamera....
Saya paling seneng lihat kolam renang hotelnya. Sepertinya adem banget kalo rendeman disitu. Tapi nggak saya kerjain, karena perut saya mengalahkan segalanya...lapar..... jadi mendingan ke restoran deh mendiamkan keributan yang ditimbulkan oleh sang cacing naga.
Hmmmmm, mau sarapan apa ya. Ceraal plus susu? atau nyoba yang lainnya. Sebelum memutuskan, saya mo jadi orang Amrik dulu ah, sarapan dengan seraal cornflake dan susu segar.
Nah, kalo yang ini sarapan ala Nonya banget, roti panggang pake selai sarikaya. Sarapan model gini sering saya dapatkan kalo sedang berkunjung ke daerah-daerah rumpun Melayu. Misalnya saja di kedai di Medan, Kim Theng, Pekanbaru, Penang, KL, Singapore. Biasanya plus kopi tiam dengan cangkirnya yang khas banget.
Nah, yang paling seru itu sarapan roti canai plus kuah kari ataupun coklat meses dan susu kental manis. Roti canai biasanya hadir dalam acara khusus di rumah saya. Dia akan hadir dalam acara lebaran ataupun acara-acara kumpul-kumpul keluarga. Disini saya bisa ngedapetin tiap sarapan dengan catatan mau sabar menunggu koki dan proses pembuatannya. Sang koki baru beroperasi tepat jam 7 Teng. Sambil membawa panci besar berisi adonan, koki akan menerima order roti canai yang kita mau.
Cuman dibanting-banting, sang roti pun membuat tekturnya yang khas. Mirip dengan roti Maryam. Setelah adonan jadi, langsung dipanggang di wajan yang sangat lebar. Rotinya sangat fresh karena dibuat saat kita order.
Nah, roti canai saya plus kuah kari sudah selesai dibuat. Mau coba, enak lho... Sayangnya karena booth roti canai ini favorit semua orang, jadinya jatahnya cuman satu, padahal kepengen lagi. Cuman mikirin nunggu dan antrinya langsung deh ciut..
Yang ini buffetnya, makanannya standar aja sama setiap hotel kalo sarapan pasti menunya itu-itu aja. Cuman yang bikin saya seneng liatnya, bayangan cermin diatas. Sepertinya lucu aja kalo tutup hidangna dibuka semua, bisa lihat makanan dari cermin mantul...
Nah, makannya harus cepet selesai deh, soalnya belum mandi dan harus siap-siap untuk kerja lagi berkutat dengan kertas. Dan ngarep bisa keluar hotel supaya bisa liat Batam bukan cuman disini aja Soalnya saya yakin, kalo Batam itu cukup luas untuk dijelajahi dan saya ingin melihat sisa-sisa kejayaan Batam saat menjadi daerah otorita. (hiks sampe pulang tidak terlaksana tuh untuk melihat Balerang, Nagoya dkk, lain kali semoga punya kesempatan deh).
wah seru mbak bisa lihat lumba-lumba ya
ReplyDeleteSepertinya pagi itu hari keberuntungan saya, melihat sepasang lumba-lumba berenang berdampingan. Sayangnya saya nggak dapet momen mereka pas loncat.... terpana hehehheeh
DeleteJadi laper.. kalau roti canai saya sukanya dg gula pasir.. enakk..
ReplyDeleteMemang mantep Mak si Rotinya disantap hangat-hangat, sebetulnya pengen nambah yang manis, cuman ya itu antri. Salah strategi, harusnya dari awal mesen dua ya...
DeleteSelamat datang di kampung halaman saya mbak hehe..
ReplyDeleteSalam kenal
Salam kenal dan salam hangat dari Bandung. Kurang lama saya berkunjung ke Batam, jadinya cuman tau Nongsa aja, padahal pengen liat jembatan Balerang yang jadi landmark kota Batam
DeleteAku suka canainya pk keju mesis, mak. :)
ReplyDeleteSaya salah strategi, harusnya langsung minta dua asin dan manis. Soalnya pas mau nambah antrian sudah panjang.....
Deletecanai....kmrn br bkin sdri....tempat yg menyenangkan ya mak....
ReplyDeleteCocok untuk konsentrasi Mak, sunyi hanya debur ombak yang menemani....
Deletehwowwhh! mupeeeng! mau ke sanaaa! :')
ReplyDeleteitu seriusan ada lumba-lumbaaa??? #histeris
Betul Mak, pagi itu saya beruntung bisa bertemu dengan lumba-lumba yang sedang berenang pagi. Tempatnya enak untuk refreshing karena jauh dari jalan besar dan bisingnya kendaraan bermotor. Cuman, harus bawa cemilan sendiri karena harga mini bar nya dalam dollar singapur hehehheheh
DeleteCakep juga ya Mak, pantainya dan kulinernya pasti enak tuh ^^
ReplyDeleteyang enak justru diluar hotel Mak, terutama Sea Foodnya yang fresh. Kali ini juga saya baru pertama kali makan kerang gonggong... entah kenapa dikasih nama itu
DeleteWaaaaa miss this place soooo much. Aku dulu pernah tinggal di Batam 4th. Kalau ada acara perusahaan suka Turi Beach.
ReplyDeleteSaya suka disini Mak, walaupun tidak kebagian mengelilingi pusat kota tapi menghabiskan waktu disini juga menyenangkan
Deletewuih...jadi pengen ke batam ..gara-gara baca cerita mak satu ini...
ReplyDeleteHayuuuuuk ke Batam Mak, walaupun katanya tak seindah Bintan tapi untuk saya Nongsa juga seru kok
Deletejadi kangen batam :)
ReplyDeleteAku juga, belum puas ngubek-ngubeknya
Deleteterkurung di hotel aja, pasti hati udah berontak ya Nit
ReplyDeleteIya Kak, mana jauh dari mana-mana jadinya nerima aja deh daripada kesasar. Lain kali deh diubek lagi hehehhehehhe
Delete