Selama di Perth, rasanya mata banyak dimanjakan oleh ruang publik yang hijau. Dan ternyata kebiasaan disini adalah piknik. Pemandangan orang-orang yang membawa coolbox, tiker, kursi, adalah hal yang biasa. Mereka tinggal bawa perbekalan barbeque dan tinggal dibakar diperapian yang telah tersedia di setiap parknya. Jadi makanan dijamin tetap panas dan hangat. Rasanya lebih mudah menemukan orang-orang di taman daripada di mall. Hehhehe mall disini tutup jam 5 sore, kecuali suburb day baru deh jam 9 malem.
Bisa nggak ya disini seperti gitu. Padahal kita punya budaya botram ya, sayangnya tergeser oleh style hidup yang serba instan. Padahal seru lho piknik sambil liat black swan, dll yang ada kita suka ngetawain orang-orang yang piknik di bonbin. Hmm lagian kalo disini saya juga nggak bisa ngebayangin piknik di tengah taman kota, yang ada saya diudag-udag sama tunawisma, atau anjing yang mengais makanan. Hmmmmm biarlah, nanti saya akan mencoba piknik di halaman kantor saja deh, semoga tidak dianggap aneh sama rekan-rekan kerja lainnya hehhehehhe.
Saturday, February 19, 2011
Wednesday, February 16, 2011
Fremantle
Fremantle alias Freo, merupakan kota pelabuhan di Western Australian. Mirip-mirip dengan kota tua Jakarta hanya lebih terawat dan tanpa bau. Fish and chips merupakan kudapan wajib disini dan cappucino strips tempat hangout wajib dengan cafe beragam disepanjang semenanjungnya. Atau sekedar piknik dengan menggelar tiker juga ok kok. Untuk yang suka dengan pantai, bisa menyusuri Fremantle ke Cottlestoe dimana samudera hindia akan terlihat langsung.
Selain itu dikenal juga istilah Fremantle doctor. Bukan dokter beneran yah, hanya istilah bahwa udara panas di Perth yang bisa mencapai 40 derajat selsius akan berubah menjadi sejuk karena hembusan angin dari sini. Ya... Dokter dalam artian mendinginkan kota yang demam kali ya. Okay deh mari dilihat, See, asyik kan......
Tuesday, February 15, 2011
Lancaster Vineyard
Lancaster Winery terletak tepat disebrang Margaret Chocolate River Company. Sebetulnya banyak winery yang bertebaran di daerah Swan Valey ini, tapi karena cuman pengen tau yah jadinya yang terdekat saja. Sebetulnya ngincer Sandalford atau Sitella, yah tapi buat aku yang cuman tau wine itu red atau white udah cukup liat di Lancaster aja.
Di Lancaster tersedia juga keju produk sendiri yang tak sempat dicicipi karena terbayang rasanya yang beda dengan keju Indonesia. Si om yang jaga barnya bakal nanya-nanya jenis apa yang mau dicoba (eh gratis lho). Aku bilang belum pernah nyoba sebelumnya. Dikasih white wine yang ada rasa apelnya. Enak, manis tapi ada rasa pahitnya. Terus dia kasih yang red wine, nah itu dia...pahang...aku nggak suka. Baunya juga terlalu menyengat alkohol.
Ternyata cerita red wine untuk daging putih dan white wine untuk daging merah itu hanya ada di film hollywood saja. Nggak ada aturan tertentu wine apa saja yang harus diminum. Yang jelas red wine is stronger than the white one.
Dan ketika kita harus meninggalkan TKP, sambil lewat tangan jahil ini masih sempet memetik buah anggur. Rasanya, manis banget euy....
Sunday, February 13, 2011
Charlie & the Chocolate Factory
Memasuki toko chocolate ini mengingatkan saya pada buku Road Dahl yang berjudul Charlie & the chocolate factory, minus nyanyian Willie Wonka, willie wonka hehhehhe. Di tokonya kita bisa melihat proses pembuatan truffle dan praline secara manual.
Selain coklat untuk dimakan, ternyata mereka memproduksi juga coklat umtuk perawatan tubuh, selai, madu dan juga cafe dengan menu yang sangat menggoda. Berhubung harga yang tidak bersahabat dengan kantong saya, akhirnya saya hanya mengenyangkan diri dengan mencicipi (dalam jumlah besar) coklat sample gratisan yang ada dan itu sah saja adanya. Hehehhehhe jadi pengen masukin ke tupperware euy :p
Saturday, February 12, 2011
Margaret River Chocolate Company
Margaret River chocolate company adalah salah satu pabrik coklat handmade yang ada di dua kota, Margaret River dan Swan Valley. Produknya merupakan coklat premium yang dibandrol dengan harga sekitar 1,70 AUD per buahnya. Coklat yang mereka hasilkan berbahan baku dari Tanzania, dan Saya yakin tuh ada produk coklat Indonesia juga.
Daerah swan valley terkenal dengan vineyardnya dan cafe-cafe yang fancy. Sayangnya, akses publik ke sini sangat sulit. Harus mengandalkan kenderaan sendiri atau ikut tour. Tapi kalo mau nekat seperti saya, silahkan menggunakan kaki hehhehe. Ada rasa nyesel, harusnya saya bawa sepeda supaya puas mengelilingi daerah ini.....bersambung
Friday, February 11, 2011
Get lost in Perth
Berkunjung ke Perth dipacu dan dipicu promo Airasia tahun lalu. Dengan mengeluarkan kocek Rp. 1.200.000 sudah mendapatkan tiket pp (hiks sama dengan harga visanya euy). Dan saya beruntung karena selama disana ada teman yang bersedia menampung.
Dengan memanfaatkan libur imlek plus cuti 2 hari, akhirnta sampe juga saya di negara terdekat dengan Bali ini.
Perth dengan musim panas yang mencapai 40 derajat celsius, jadi pembuka petualangan saya di tahun 2011.
Walaupun memiliki sarana transportadi yang baik, tapi untuk mobilitas turisnya masih terlalu minim. Dibutuhkan kendaraan pribadi untuk bisa mengakses tujuan. Sedangkan untuk di pusat kota, ada bus CAT yang lalu lalang secara gratis.
Perjalanan kali ini tidak menyimpan banyak foto, dikarenakan mood sedang hilang hehehheh. Jadi banyak hal-hal menarik tidak terdokumentasikan.... Maaf ya....
Mangga atuh silahkan, dinikmati selayang pandang hasil jalan-jalannya.
Disini saya belajar bahwa ruang publik itu sangat lah nyaman daripada mall dan botram itu wajib hukumnya supaya sehat dan otomatis rajin praktek resep baru hi hi hi hi :p
Subscribe to:
Posts (Atom)