Monday, February 18, 2019

Vincent van Gogh, just my simple thought.

Sebagai pembukaan, saya cuman ingin mengingatkan bahwa saya bukan seorang yang mengerti tentang arti seni, terutama lukisan dan teman-temannya, apalagi mengomentari hasil karya seni seseorang. Saya pun mengenal karya van Gogh hanya sebatas lukisan yang paling terkenal (oleh siapapun) "Sunflower" alias bunga matahari yang saya kenali dari kartu ulangtahun dari mantan pacar. Jadi apapun yang saya tulis dibawah ini hanya pengamatan seorang awam yang baru melihat secuil perjalanan van Gogh dari museumnya.





Petualangan ke Museum van Gogh terjadi sebetulnya karena sudah beberapa hari saya mengelilingi Amsterdam, serta hari yang diselimuti udara dingin plus hujan tapi saya ogah rugi kalo berada dalam rumah. Pilihan jatuh ke sini karena saya lebih buta lagi dengan muse
um lainnya (padahal ada Rembrandst dan Rijk). Bayangan saya akan lukisan kuning cerah bunga matahari membuat nilai plus  Museum van Gogh (dimata saya ya) layak dikunjungi oleh saya.

Tiket seharga 18 euro saya peroleh secara online karena memang tidak ada penjualan secara offline. Karena cuaca yang tidak bersahabat, antrian masuk pun tidak terlalu panjang. Saya pun masuk ke museum 30 menit lebih cepat, bukan karena niat ingin melihat karya seni tapi lebih ke kebutuhan kehangatan. Pemanas di museum sungguh menggoda dibandingkan tukang jualan poffertjes di taman samping museum. Prosedur masuk museum secara umum seperti biasa, semua barang dititip ke loker, tidak ada makanan, tidak ada kamera.





Gedung museum yang memiliki 3 tingkat ini, disusun berdasarkan periode kehidupan van Gogh dari mulai awal sampai ke akhir hidupnya. Dan disinilah saya baru mengetahui secuil tentang beliau (dan sepertinya orang lain sudah tau duluan kali). O iya, saya agak saru tentang pelukis yang kehilangan telinga, antara Salvador Dali atau van Gogh. Dengan membaca biografi pendek tentang beliau, bisa dipastikan bahwa yang kehilangan telinga itu ya van Gogh (nanti diceritain ya).


Jadi selintas tentang van Gogh, beliau itu seorang pendiam, serius, anak pendeta yang hidup didaerah pertanian, Setelah berusia 27 tahun tiba-tiba terilhami menjadi seorang pelukis, sebelumnya pekerjaan van Gogh sebagai dealer barang seni. Selama hidupnya, dia nggak jadi pelukis yang terkenal dan miskin karena itu kakaknya Theo, yang membiayai keuangan van Gogh. Ditengah prosesnya menjadi pelukis, beliau terinspirasi oleh lukisan-lukisan Jepang jaman ukiyo-e. tapi karena miskin jadi cuman sita-cita aja untuk belajar ke Jepang, sampai satu hari ada seseorang yang menginformasikan bahwa ada satu daerah di Perancis bernama Arles yang sangat mirip dengan Jepang dan beliau memutuskan untuk pindah ke Arles. 

Ketidak seimbangan psikologis van Gogh sebetulnya sudah bisa diprediksi dari relasi percintaannya yang selaluj berakhir tragis, ego tinggi, perdebatan sengit, dll. Nah karena ketidakseimbangan mental inilah, menyebabkan dia kehilangan satu daun telinganya. Biasa, anak muda, debat sengit nggak terima terus berantem bawa pisau cukur eh malah kuping sendiri yang habis (ini cerita singkat versi saya ya). Plus ditambah bokek sepanjang hidupnya nambah aneh perilakunya sehingga divonis membahayakan keselamatan umum, van Gogh akhirnya dikirim ke rumah sakit jiwa. 

Batas antara jenius dan gila memang tipis. Selama di rumah sakit jiwa inilah, van Gogh jadi produktif melukis karena memang tidak ada kegiatan lainnya. Dimasa ini van Gogh sering mengkonsumsi cat minyak dan menghirup terpentin (udah mirip anak jalanan ngirup lem aja). Dengan kondisi mental yang tidak menentu, banyak hasil karyanya berdasarkan kenyataan, khayalan, dan halusinasi. Seperti lukisan starry star yang menurut beliau karena mimpinya melihat cahaya yang sangat terang di desa tempat tinggalnya.

Sampai batas rumah sakit sudah tidak bisa mengobati beliau, akhirnya perawatan dilakukan dirumah, dan karena alasan ekonomi, kakanya Theo mengabarkan bahwa sudah tidak sanggup membiayai lagi van Gogh. Dua hari kemudian, seperti biasa van Gogh melukis di tepi padang dan membawa pistol dan menembak dadanya. Beliau bertahan selama dua hari karena luka tembaknya dan meninggal dalam usia 35 tahuin dipangkuan Theo. Satu tahun setelah kematian Vincent van Gogh, Theo pun menyusul adiknya. 

Berkat jasa istri Theo yang juga iparnya van Gogh yang mengumpulkan hasil karya dan membuat pameran yang membuat van Gogh mulai dikenal. Bahkan hasil karyanya sampai sekarang merupakan rekor termahal, yang berjudul amarilis. 



Kalo saya perhatikan, lukisan van Gogh itu tarikannya kuat dan jelas. Hebatnya tarikan jelas itu bisa membaur halus dengan warna-warna cerah dan menjadikannya lukisan yang sangat indah. Gaya van Gogh melukis bahkan mempengaruhi banyak sekali arits-artis dalam membuat lukisan. Penggunaan warna kuning dan biru dalam desain juga terpengaruhi oleh warna yang digaya van Gogh. Contohnya kereta api Belanda menggunakan dua warna itu untuk kereta dan setiap pengumumannya. Sedangkan gaya tarikan van Gogh bisa dilihat di iklan ING, dengan logo berupa garis-garis khas. (ini interopretasi pribadi saya ya)


Dari kunjungan singkat ke museumnya, kesimpulan yang saya ambil sih, Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Jadi secara hidupnya, van Gogh miskin total tapi setelah kematiannya justru membuat dia menjadi pelukis jajaran atas, juga termahal karyanya. Hehehheheh tetep aja nggak bisa dinikmati ya. Kalo boleh milih mah ya terkenal ya kaya ya sedang hidup gitu. Terus terkadang bahwa batas kejeniusan orang dan batas gila memang tipis adanaya. Mungkin pada masanya memang nggak ada yang ngerti dia secara visioner tapi setelah kematiannya yang tragis barulah orang ngerti apa sih yang beliau maksud (ini kata saya lagi ya). Dan pengenalan secuil van Gogh ini berhasil membuat saya meminang coaster seri lukisan-lukisan beliau yang paling terkenal (secara membeli barnag lain saya ogah merogoh kantong lebih dalam lagi). 

Dan demikianlah hasil pengamatan saya, semoga nggak terlalu diambil hati kalo ada info-info yang kurang berkenan, silahkan ditambahkan saja di kolom komen ya, jadi info saya yang umum ini bisa jadi semakin baik, asik, dan komplit. 

Terimakasih untuk meluangkan waktu untuk mampir dan membaca cerita saya.....

Sumber : Website Museum Van Gogh.




9 comments:

  1. Menarik juga berkunjung ke museum pelukis terkenal. Walau gak tau ilmunya, tapi kita tetep bisa menikmati lukisannya. Seru juga kisah hidupnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih sudah berkunjung kemari Teh. Iyah.... sepertinya banyak kontroversi ya kalo mau jadi orang terkenal.

      Delete
  2. Sebagai pegemar van Gogh adalah suatu impiah untuk pergi kesana aamin

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah apalagi untuk penggemar, dijamin pasti super betah diam disini

      Delete
  3. Wow keren bangets, pengen deh berkunjung ke Museum Van Gogh. Saya juga tahu kisah hidupnya di film Vincent yang keren banget, emang banyak versi nya ya mba, jadi lebih detail juga nih karena mba dari Museumnya langsung. Menurut saya, manusia juga mati meninggalkan karya, ya seperti manusia menulis karena pekerjaan yang abadi, bermanfaat meski penulisnya telah mati. Semoga kita juga senantiasa menginspirasi orang seperti Van Gogh ya, saya jadi semangat melukis lagi nih karena beliau, bodo amat orang bilang apa yang penting show up your work!

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener Teh.... saya juga memulai lagi dengan berkarya. Mungkin waktu yang akan memoles kita ya... kan kita ah sudah seperti berlian, tinggal show out your shining and blink-blink

      Delete
  4. Menarik sekali memyimak memgenai Van Gogh. Kehidupannya luar biasa. TFS

    ReplyDelete
  5. Menarik sekali memyimak memgenai Van Gogh. Kehidupannya luar biasa. TFS

    ReplyDelete
  6. Jadi tahu tentang Van Gogh ternyata lukisan-lukisannya baru terkenal dan bernilai setelah kematiannya.
    Welcome back home ngumpul lagi di tanah air..

    ReplyDelete