Sunday, January 30, 2011

Visit Saung Angklung Udjo

Kunjungan ke Saung Angklung Udjo selalu menjadi kenangan tersendiri. Kali ini saya tidak membawa tamu perusahaan tapi teman-teman dari Bike to Work Indonesia. Tampaknya sih mereka enjoy Dan baru menyadari kalo Bandung teh bukan hanya tempat makan dan factory outlet saja. 
Ah, pokokna nah rame liat pertunjukkan. Belum sempet ke Padasuka, mangga atuh dilihat Aja dulu foto sayah ya..... (thanks to Kang Opik untuk kebaikannya menjamu Bike to Work).

Saturday, January 22, 2011

Macaroni Schotel



Macaroni schotel jadi penyelamat untuk bekal anak-anak ke sekolah. Bahan-bahan yang dikenal baik oleh mereka menjadikan resep ini mudah diterima. Resep ini diambil dari dapursolia.blogspot.com. Terimaksih Ci Shirley untuk resepnya, aku ijin copas yah....

PS: agak kerepotan dengan dua kali proses memasak, kukus dan panggang. Saya memilih adonan langsung masuk paper cup, taburi topping dan langsung panggang. Hmmm rasanya tetep enak dan lebih praktis kalo harus terburu-buru.

Bahan-bahan:

160 gram Daging giling
80 gram Bawang bombay dipotong kecil2
2 sdm Margarine

200 gram Macaroni elbow, rebus 3/4 matang ± 7 menit, beri sedikit minyak atau margarine
160 gram Keju, potong dadu ½ x ½ cm
72 gram Sosis, belah dua, potong tipis 3 mm
200 gram (=4 butir) Telor utuh
320 ml Susu cair

1½ sdt Garam (atau sesuai selera)
1 sdm Gula (atau sesuai selera)
½ sdt Pala (atau sesuai selera)
½ sdt Merica (atau sesuai selera)

Bahan Topping

0.8 sdm (= 12 gram) Margarin
1.6 sdm (= 24 gram) Tepung terigu
200 ml Susu cair
Garam (sejumput)
Merica (sejumput)
160 gram Keju cheddar, parut panjang

Cara Membuat:

1) Panaskan margarin, tumis bawang bombay hingga layu, masukkan pala, daging giling, tumis lagi hingga matang.

2) Masukkan ke tumisan daging: macaroni, keju potong dadu, sosis, telor. Bumbui dengan garam, gula, pala, merica. Tuang susu. Cicipi rasanya. Jika sudah pas, maka adonan siap untuk dituang ke wadah (ada baiknya dibiarkan sebentar supaya susu terserap oleh makaroni).

3) Panaskan margarin, masukkan terigu, aduk2 hingga rata, tuangkan susu sedikit demi sedikit sampai diaduk cepat supaya tidak membutir. Masukkan garam dan merica.

4) Tuang topping putih ke atas adonan macaroni. Ratakan. Taburi dengan keju parut.

5) Panggang dengan api atas selama 10-15 menit hingga keju menguning dan beraroma.

Camera Pocket: 3. Man behind the gun

Sent from my iPad

Narsis dulu, isi menyusul......

Pocket Camera: 2. Love your camera unwillingly

Berapa lamakah anda mempunyai kamera? Sudah sejauh apa kamera anda di kenali? Ungkapan tak kenal maka tak sayang berlaku juga untuk masalah kamera. Pada umumnya orang percaya bahwa kamera mahal akan menghasilkan foto yang indah. Padahal foto yang baik dan indah itu tergantung pada skill, komposisi dan moment, yang terakhir baru alat. Jadi alat itu hanya 25% selebihnya adalah manusia. 
Pada dunia potret memotret dikenal dengan golden triangle, heheheh bukan merek mentega ya. Golden triangle adalah kombinasi antara aperture (f), shutter speed (ss) dan ISO. Kombinasi tepat diantara mereka akan menghasilkan foto secara teknis yang baik ( masih ada unsur komposisi dan moment ya). Biasanya kamera saku ada yang menyediakan golden tringle yang dapat diatur manual. Silahkan dilihat pada tombol atau LCD kamera, jika ada kode M berarti kamera saku anda dilengkapi dengan program manual. Tapi jika tidak, jangan khawatir. Kita masih dapat mengontrol kamera saku kita.
Secara garis besar, fungsi- fungsi di kamera saku dilambangkan dengan :

1. SCENE/ symbol/ ikon
Biasanya gambar- gambar ini untuk memudahkan pengguna untuk mengambil foto secara cepat dengan pengaturan secara keseluruhan diatur oleh kamera. Misalnya gambar gunung untuk memotret pemandangan, gambar bintang dan bulan untuk pemotretan malam hari, gambar sendok garpu untuk makanan, dan symbol-symbol lainnya.

2. ISO
Adalah kemampuan kamera untuk mengatur sensivitas cahaya dalam memotret. Semakin besar angka ISO semakin terang cahaya yang dihasilkan. Tapi hati hati, Iso tinggi menghasilkan foto yang berpasir atau grainy. Akan tampak jika
kita perbesar hasil foto. Sesuaikan ISO dengan kondisi lapangan. ISO rendah untuk matahari yang sangat terang, sedangkan ISO tinggi digunakan dalam ruangan dan gelap.

3. WB (white balance)
WB adalah pengaturan cahaya sesuai dengan kondisi yang anda. Biasanya ada gambar matahari, lampu, jendela, dll. Jika kita memotret di luar ruangan dan sedang terik set WB ke daylight yang biasa dilambangkan dengan matahari. Dalam ruangan set ke tungsten, florescence H atau florescence L yang setara dengan penerangan lampu. Dalam keadaan mendung, set ke cloudly.

4. Makro
Ini adalah favorit saya. Biasanya dilambangkan dengan ikon bunga. Digunakan untk memotret jarak dekat untuk mendapatkan detail benda. Foto anggrek ini menggunakan ISO 80, WBnya cloudly dan makro. Untuk mendapatkan efek blur di belakang objek yang saya lakukan adalah memfokuskan pada anggrek lalu tombol setengah ditekan untuk mempertahankan fokus. Geser kamera sampai mendapat komposisi sepeti dlam potret. Sudahi dengan menekan tombol. Voila.....

5. Bracketing/ pengaturan ekposure.
Biasanya digunakan symbol OEV ( zero exposure value) yang dilambangkan dengan
-2......-1.......0......+1......+2. contoh kasusnya adalah foto minuman strawberry. Diambil di cafe pas malam hari. ISO diset ke 1600, WB florescence H, tapi hasil dilayar masih gelap. Lalu angka OEV diubah ke nilai minus 1,3 untuk mendapatkan cahaya lebih. Hasilnya lumayan kan, hanya saja butiran pasir tampak disekeliling gelasnya.
Sedangkan nilai plus digunakan jika kondisi terlalu terang. Misalnya memotret saat salju, atau taj mahal yang serba putih. Kalo mau mencari cahaya yang pas, bisa dicoba pada saat posisi -1, 0, atau +1. Bandingkan cahaya mana yang cocok dengan selera anda.

6. Single shot atau burst.
Ingin memotret tanpa meninggalkan satu detik pun. Gunakan mode burst ( biasanya gambar tiga lemar foto). Secara otomatis akan mengasilkan tiga gambar dalam satu jepretan.

7. Timer
Biasa digunakan jika ingin motret bersama-sama. Tapi saya biasanya menggunakannya untuk keperluan memotret kecepatan rendah. Biasanya dalam kecepatan yang rendah tangan kita harus stabil dalam memegang kamera. Jika tripod tidak ada dan dalam memotret bergerak, saya set ke timer, pijit tombol dan biarkan timer yang menset shutter dengan sendiri. Dijamin gambar tidak akan goyang.

8. Panoramic view, resolusi,dll.
Hal ini tidak terlalu mempengaruhi hasil memotret. Untuk panoramic view biasanya digunakan untuk memotret pemandangan. Sedangkan untuk resolusi, pastinya mode fine akan menguras memori anda dibandingkan untuk normal use. 

Rasanya sih, yang saya inget biasanya hal-hal tersebut yang saya oprek. Untuk yang lainnya sih rasanya tidak mempengaruhi hasil pemotretan. Hayooooooo tareman-tareman, eksplore dan kenali kemampuan kamera anda. Sayangkan kalo kemampuan kamera bisa diatas rata-rata tapi tidak dimaksimalkan oleh anda.....      

Friday, January 21, 2011

Pocket Camera : 1. Define your need well

Apapun jenis kamera saku yang kita miliki, pastinya mempunyai kemampuan dan kelebihan sendiri sesuai dengan kebutuhan penggunanya.  Jadi kalo ada pertanyaan tentang kamera saku mana yang di pilih, tentunya saya memilih yang sesuai dengan kebutuhan saja (Tapi biasanya sih, saya memilih kamera tidak berdasarkan keinginan karena rejek doorprize) Secara  garis besarnya sih saya akan memilih berdasarkan :
1.       Kemampuan pengaturan manual
Biasanya kamera mempunyai opsi AUTO, SCN/ Scene, Program/ P, dan juga M/ manual. Mpixx saya hanya 7MP dan sangat sederhana. Tapi saya sangat menyukai dan mengandalkannya. Kenapa? Karena kemampuan pengaturan manual yang dipunyainya. Terkadang dalam memotret suatu objek, kita sudah membayangkan seperti apa jadinya. Dengan kemampuan manual, kita bisa memprediksi apa jadinya objek yang kita ambil dengan mengatur sendiri  shutter speed (SS), aperture (F), bracketing (OEV/±), ISO, WB. Dan bonus dari penguasaan hal ini jadi nilai tersendiri ketika kita naek kelas ke DSLR (Amiiin). Sedangkan sang Canon Powershot A495 hanya mempunyai kemampuan pengaturan di WB, ISO dan bracketing. Kemampuan makronya sangat dapat diandalkan, hanya saja aperture dan shutter speed otomatis dianturnya. Sedangkan kamera saku suami yaitu Lumix dengan kemampuan AI (Artificial Intelegent) yang sangat pintar. Sayangnya untuk saya yang suka eksplore hal ini nggak terlalu disukai. Soalnya kepinteran sih, jadi hasilnya pasti nggak sesuai terus ama yang dimaui…. Pinter teuing.
2.       Resolusi/ Pixels.
Apa tujuan kita untuk punya kamera saku? Apakah untuk sekedar upload gambar ke social networking, blog atau hanya untuk fun saja. Kalo memang kebutuhan hanya untuk media social network, mega pixels tidaklah menjadi hal yang sangat penting. Karena untuk upload ke internet, biasanya foto akan diresize. Kebanyakan hasil foto saya malahan menggunakan 7 MP dan baru kamera baru 10 MP. Secara kasat mata sih nggak keliatan di blog, tapi  beda kalo memang niatnya sang foto nanti akan di cetak. Mega pixel yang tinggi wajib dimiliki untuk mendapatkan hasil cetak yang baik.
3.       Batere
Kamera yang murah biasanya menggunakan batere yang mudah bisa kita dapatkan, misalnya AA. Saya memilih tipe ini karena tidak khawatir untuk kehilangan moment saat batere kita habis. Dan lagi jika batere rusak saya tidak memerlukan uang lebih hanya untuk mengganti sang batere. O iya, jangan lupa untuk mencopot batere dalam kamera jika tidak digunakan dalam waktu lama. Karena batere masih mempunyai sisa tenaga yang takutnya akan mengakibatkan korslet, atau batere yang bocor akan mengakibatkan kerusakan fatal pada kamera
4.       LCD
Sepertinya tidak ada perbedaan ukuran LCD 2,5 dan 3. Yah tetep aja segitu gitu aja. Bahkan kamera saku sekarang ada yang sudah touch screen dan segala pengaturan tinggal sentuh layarnya. Berhubung saya memakai kamera saku bersama-sama sang anak, hal istimewa seperti ini saya tinggalkan. Semakin tidak canggih semakin saya sukai, karena biasanya kalo ada apa-apa kerusakan tidak akan parah dan ongkos kerjanya pun masih ramah di kantong.
5.       Zoom, GPS, Flash, Bluetooth, dll
Kalo masalah yang ini sih kayaknya nggak terlalu dipentingkan. Karena saya nggak pernah make semua itu. Zoom memang oke untuk memotret jarak jauh, sayangnya dengan zoom kualitas foto kita jadi menurun. Saya lebih suka mendekati objek dari pada zooming. Demikian juga dengan flash, hampir jarang dipake karena mengandalkan cahaya yang ada. Flash digunakan hanya pada kasus backlight saja. Dan untuk opsi lainnya seperti video rasanya sih nggak terlalu mengganggu kalo tidak tersedia dalam kamera karena toh yang kita butuhkan adalah hasil dari motret objek.
6.       Konektivitas
Biasanya kamera saku dilengkapi oleh 2 buah kabel, yaitu kabel untuk koneksi ke televisi yang mempunyai 3 buah colokan berwarna merah, kuning dan putih, Gunanay untuk melihat hasil di layar tv. Dan satu lagi kabel usb untuk koneksi ke komputer. Tapi jarang juga sih kabel-kabel itu aku pake kecuali si computer tidak mengenali SD card. Biasanya sih tancep langsung slot card yang ada.
Pertimbangan ini sih menurut saya pribadi ya, diluar dari kecanggihan berbagai macam merek. Lagian juga kalo kecanggihan justru kita malah jadi males bereksperimen nerima apa adanya. Well, selamat menggauli kamera saku masing-masing

Friday, January 14, 2011

Dog is not the best man friend, is it?

How do you like my photos?


Warisan pertama yang kita berikan ke anak- anak adalah alergi. Perpaduan Tiyo alergi debu dan aku alergi dingin, menghasilkan anak-anak yang alergi debu, dingin dan bulu binatang. Padahal Lulla suka banget ama binatang, terutama yang berbulu seperti kucing, anjing dan kelinci. Dokter tidak menyarankan untuk mempunyai binatang berbulu di rumah, kecuali sering dibawa ke salon ( hi hi hi ibunya aja nggak pernah nyalon).

Akhirnya ayam lah yang delihara di rumah. Sebetulnya aada dua ayam yang dikasih nama Ay-ay dan Yam-yam. Sayangnya si Ay-ay mati digigit musang yang lewat rumah. Well, ini foto diambil dengan cara mengendap-ngendap dari jendela. Terlihatkan betapa mesranya hubungan si anak dengan peliharaannya hehehhehehheheheh

Saturday, January 8, 2011

Life Without Adobe

Rasanya sih udah sering banget temen-temen untuk ngingetin belajar software pengolahan gambar digital (oldig=olah digital) untuk menambah cantik foto-foto yang dihasilkan. Dan seperti biasa pula jawaban selalu nanti, ntar, nggak ngerti, dll tanpa mau berusaha belajar lebih lanjut. Padahal kalo liat gambar teman-teman suka ngiler juga sih, cuman nyak eta sayah sok haroreaman pisan. Suka mensabotase diri sendiri. Sampai temen masa kecilku, Sandra bilang "udah, belajar dulu aja cs. Nanti CS akan back up skill motretku". Hehehe jawabku mah dengan pasti, liat ntar aja lah...... Dan tentang watermark, aku cuman bilang siapa sih yang mau nyuri foto gue. Sampai akhirnya suatu hari kunjungan singkat ke salah satu blog favoritku punya Mbak Arfi Binsted (www.homemadesbyarfi.com). Hehehheheh I admire her blog so much. Yang punyanya sih nggak tau karna aku nggak pernah meninggalkan jejak disana. Salah satu foto beliau ada yang diolah dengan camera+ dari apple apps, program aplikasi apple yang tersedia untuk produknya. Ada yang berbayar dan banyak pula yang gratis. Hasilnya very good banget. Langsung deh ngiler dan menyesali diri. Padahal aku tuh punya iPod touch yang bisa punya aplikasi seperti itu. Langsung deh dicari, eeeeh dasar saya ogah rugi, setelah liat itu app berbayar langsung sebel. Akhirnya dicari deh apps yang nggak berbayar. Akhirnya ditemukan adobe versi online (dia lagi dia lagi), fisheye effect, live fx, oldphoto pro dan picture magic. Sebetulnya sih masih banyak lagi cuman cukup dulu untuk saat ini. Setelah mencoba beberapa kali mencoba oldig, rasanya sih bisa ngomong, " friends, sorry I still don't need CS. I can manage life without adobe". Well, here are the my old pictures which has been processing with the apple apps and taken last year on vacation to Lake Toba, Sumatera


Thursday, January 6, 2011

Reflection My Mind

Reflection (optical)
1. Return of light, heat, sound, etc, after striking a surface.
2. Something so reflected, as heat or especially light.
Bermain-main dengan bayangan memang menyenangkan. Apalagi pas mulai suntuk dengan segala kerjaan yang ada. So, hunting dimulai tepat setelah bel istirahat dimulai. Ide awal membuat foto refleksi ini karena melihat bayangan taman tengah kantor yang sangat jelas di pintu kaca museum. Dan kebetulan hari ini sangat cerah dengan warna biru yang sangat menggoda. Dibela-belain deh keliling kantor pas jam 12 siang dan mengorbankan sedikit waktu makan siang.
Berhubung hari sangat panas dengan matahari tepat diatas kepala, so pengambilan foto jadi sangat hati-hati. Maunya sih foto diambil tanpa terlihat saya-nya, berhubung nempel ke mobil menimbulkan efek panas yang amat sangat, jadinya fotonya ya gini ini.

So, sepertinya kamera baru sudah mau diajak kerjasama untuk proyek kali ini. Hasilnya lumayan juga kan... (hahahhahah padahal udah 3 hari ini terkena demam DSLR dan keukeuh pengen tuker kamera padahal yang ini juga belum maksimal. Biasa nepsong tea....). So enjoy the blue sky and its reflection :)

Saturday, January 1, 2011

It's so hard to say goodbye to yesterday


Well, today is a new day in 2011. So happy new year everyone. Feels like yesteday just a couple minutes ago pass by. I didn't make any resolutions for 2011 since the top of the list never success. But one resolution for sure is I will change my pocket camera. Sorry fuji, canon will replace you for now on. I still love you but I need to change. It's so hard to say goodbye cause you have accompanied me for such a long time with a perfect picture I ever had. Wish my skill will be upgraded by using the new camera.
So this is my first shoot in the new day with canon powershot, just for you Fuji :p